LiniEkonomi.com - SM Tower and Convention Berau resmi meluncur, Kamis (7/3) lalu. Menandai ekspansi dan kemandirian amal usaha Muhammadiyah di bidang properti dan pariwisata.
Pusat perhotelan dan pariwisata ini juga menjadi langkah nyata dalam mendukung kemandirian amal usaha Muhammadiyah di bidang properti, menunjukkan komitmen dalam pengelolaan mulai dari perizinan, pembangunan, hingga manajemen yang
Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah, Deni Asy'ari, menegaskan bahwa SM Tower and Convention bukan hanya properti fisik untuk penginapan, melainkan wujud kemandirian dalam segala aspek.
Awalnya, SM Tower Berau merupakan hotel yang dimiliki pihak lain. Namun, pada Agustus 2023, Universitas Muhammadiyah Berau mengakuisisi seluruh aset hotel tersebut. Setelah akuisisi, hotel tersebut berganti nama menjadi SM Tower Berau dan bekerjasama dalam pengelolaan dengan SM Tower & Convention Yogyakarta.
"Insyaallah saya optimis dan yakin dengan pengelolaan di bawah manajemen SM Tower & Convention pusat (Yogyakarta) dapat berkembang dan maju," ujarnya.
SM Tower Berau setinggi 8 lantai dengan jumlah kamar sebanyak 112. Konsep budaya menjadi brand SM Tower & Convention di Berau.
Selain konsep budaya, SM Tower Berau memiliki berbagai fasilitas yang bisa dinikmati oleh para pengunjung, seperti Cafe Soewaramoe, Minimarket, ruang pertemuan, Pusat kebugaran Gym, Swimming Pool, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Sektor Hunian IKN Butuh Dana Jumbo Rp150 Triliun! Minat?
Tersedia 96 kamar dengan 12 Suite, 28 Deluxe, dan 56 Standar. Sedangkan Ballroom terdiri dari: meeting room Walidah menampung 25 orang, meeting room Darwis menampung 50 orang, dan Convention Hall SM Tower menampung 1000 orang. Area parkirnya pun luas, menampung 50 mobil dan 500 sepeda motor.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir ikut meletakan batu pertama. [*]