Harga Minyak Dunia Tertekan Efek Ekonomi Tiongkok

Pertamina menargetkan Kilang Balikpapan beroperasi 2025 dan hasilkan 360 ribu barel minyak per hari. [Canva/LiniEkonomi]

Ilustrasi kilang minyak [Canva/LiniEkonomi]

LiniEkonomi.com, Pematangsiantar - Harga minyak mentah kembali tertekan dalam perdagangan Asia pada hari Rabu (17/7/2024).

Lantaran dihantui kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan permintaan minyak yang lesu. Kemudian akibat perkiraan minimnya persediaan minyak mentah AS.

Minyak Mentah WTI AS turun 0,2 persen ke level $80,10 per barel, setelah sempat menyentuh level terendah $79,50 pada hari sebelumnya.

Patokan internasional, minyak mentah Brent, juga mengalami penurunan 0,2 persen ke level $83,40 per barel.

Faktor Pemicu Minyak Dunia Turun

Khawatir akan lambatnya ekonomi Tiongkok, seperti laporan sebelumnya via LiniEkonomi.com, bahwa pertumbuhan PDB Tiongkok pada kuartal kedua hanya mencapai 4,7 persen atau rendah dari ekspektasi 5,1 persen. Ini menunjukkan perlambatan ekonomi di negara importir minyak mentah terbesar di dunia ini.

Kemudian lemahnya permintaan minyak, ini merupakan salah satu faktor minyak global turun. Misalnya, pada penjualan ritel Tiongkok pada bulan Juni juga lebih lemah dari yang merek perkirakan.

Kemudian produksi kilang turun 3,7 persen dari bila membandingkan penjualan bulan yang sama tahun lalu. Faktor-faktor ini menunjukkan permintaan bahan bakar yang lesu di Tiongkok.

Kemudian impor minyak menurun, dari catatan bahwa impor minyak mentah China turun 11 persen pada bulan Juni dari rekor tertinggi pada bulan yang sama tahun 2023.

Baca Juga: Baht vs Dolar AS: Pertarungan Sengit yang Belum Usai

Termasuk permintaan global menurun, seperti laporan Badan Energi Internasional (IEA). Ia melaporkan catatan bulanan minggu lalu,bahwa konsumsi Tiongkok kurang menggembirakan sehingga memperlambat pertumbuhan permintaan minyak global.

Meskipun terdapat kekhawatiran tersebut, harga minyak masih ditopang oleh beberapa faktor, seperti minimnya persediaan minyak Amerika Serikat.

Kemudian adanya peluang menurunnya suku bunga The Fed, yang kemungkinan turun ada September. Sehingga membantu penjualan pasar minyak walau masih tidak pasti.

Baca Juga: Selamatkan Pasar Saham: Tiongkok Perketat Short-Selling dan Algoritma

Selanjutnya , munculnya kekhawatiran atas lambatnya ekonomi Tiongkok dan permintaan minyak yang lesu memberikan tekanan pada harga.

Namun perkiraan minimnya persediaan minyak AS dan peluang penurunan suku bunga Fed bisa membantu menopang harga minyak stabil. [*]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber Artikel : oilprice

Baca Juga

Shell Indonesia Tutup SPBU Mereka di Medan Sumatera Utara, Kenapa?
Harga BBM Shell, VIVO, dan BP-AKR Turun, Shell Super 12.920 per Liter
Hari Amal Bakti Kemenag 79: Wali Kota Sowa'a Tekankan Dukung Asta Cita Prabowo-Gibran
Walikota Sowa'a Laoli Perlu Revitalisasi Koperasi di Gunungsitoli
Inilah Faktor Penyebab Rendahnya Koperasi Aktif Kota Gunungsitoli
Inilah Faktor Penyebab Rendahnya Koperasi Aktif Kota Gunungsitoli
Inilah Faktor Penyebab Rendahnya Koperasi Aktif Kota Gunungsitoli
Hanya 16 % Koperasi di Gunungsitoli Aktif Beroperasi, Kok Bisa?
WOW! Pertamina Turunkan Harga BBM, SPBU Swasta Tahan Tarif
WOW! Pertamina Turunkan Harga BBM, SPBU Swasta Tahan Tarif
Begini Cara Dapatkan Promo Gratis Ongkir Bright Gas Pertamina
Begini Cara Dapatkan Promo Gratis Ongkir Bright Gas Pertamina