Krisis Tersembunyi Pendidikan Gunungsitoli: Guru Bertambah, Murid Berkurang

Wali Kota Gunungsitoli Sowa'a Laoli dan Martinus Lase saat iring-iringan menyapa masyarakat pada setiap sudut kota mulai dari Bandara Binaka menuju Kantor Walikota, Senin (3/3/2025). [Protokol dan Kompi]

Wali Kota Gunungsitoli Sowa'a Laoli dan Martinus Lase saat iring-iringan menyapa masyarakat pada setiap sudut kota mulai dari Bandara Binaka menuju Kantor Walikota, Senin (3/3/2025). [Protokol dan Kompi]

GUNUNGSITOLI, LINIEKONOMI.COM - Potret pendidikan dasar (SD) di Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara (Sumut) terlihat stabil dalam segi jumlah sekolah, namun terdapat dinamika menarik antara jumlah guru dan murid.

Peningkatan jumlah guru di tengah turunnya jumlah murid menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi peningkatan kualitas pendidikan di Kota Gunungsitoli.

Disparitas antar kecamatan dalam distribusi sumber daya pendidikan menunjukkan perlunya pendekatan kebijakan yang mempertimbangkan kekhasan masing-masing wilayah.

Sementara itu, tren positif pada sekolah swasta dapat menjadi pembelajaran bagi pengembangan sekolah negeri. Hal ini berdasarkan laporan semester ganjil Sistem Data Pokok Pendidikan Kemendikbudristek hingga 30 November 2023, mencakup seluruh sekolah dasar di bawah Kemendikbudristek di Kota Gunungsitoli, tidak termasuk sekolah luar negeri.

Menariknya, meskipun jumlah sekolah tetap stabil, terjadi peningkatan jumlah guru dari 1.385 pada tahun ajaran 2023/2024 menjadi 1.421 tahun ajaran 2024/2025.

"Ini menunjukkan kenaikan sebesar 2,6 persen (%)," terang editor in Chief LiniEkonomi.com.

Kenaikan ini terutama terjadi pada guru sekolah negeri, dari 1.287 menjadi 1.323 guru. Sementara jumlah guru sekolah swasta tetap stabil pada angka 98 orang.

Baca Juga: Miris! Jumlah Murid TK dan Guru Kota Gunungsitoli Tak Seimbang

Baca Juga: Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Lisda Hendrajoni Dorong Penguatan Nilai Pancasila Pada Dunia Pendidikan

LiniEkonomi.com mencatat bahwa Kecamatan Gunungsitoli membukukan penambahan 18 guru baru, kemudian turut Kecamatan Gunungsitoli Idanoi dengan 11 guru tambahan.

Sementara itu, Kecamatan Gunungsitoli Alo'oa justru mengalami penurunan jumlah guru dari 107 menjadi 101 orang.

Paradoksnya, saat jumlah guru meningkat, jumlah murid justru mengalami penurunan sebesar 1,5 persen (%), dari 16.510 pada tahun ajaran 2023/2024 menjadi 16.255 pada tahun ajaran 2024/2025.

Menurunnya jumlah ini terjadi pada sekolah negeri yang jumlah muridnya berkurang dari 14.609 menjadi 14.285 siswa.

Sedangkan sekolah swasta justru mengalami kenaikan dari 1.901 menjadi 1.970 siswa, kutip LiniEkonomi via Kota Gunungsitoli dalam Angka 2025 (BPS).

Terjadi Disparitas Tenaga Pendidik Gunungsitoli

Analisis mendalam terhadap data pendidikan per kecamatan mengungkapkan disparitas yang menarik dalam distribusi sumber daya pendidikan di Kota Gunungsitoli.

Kecamatan Gunungsitoli, sebagai pusat administratif kota, mendominasi dengan 36 sekolah dasar (33,6 % dari total sekolah), 578 guru (40,7 % dari total guru), dan 7.705 murid (47,4 % dari total murid).

Kecamatan Gunungsitoli Idanoi menempati posisi kedua dengan 19 sekolah dasar (17,8 %), 250 guru (17,6 %), dan 2.842 murid (17,5 %).

Distribusi ini mencerminkan konsentrasi populasi dan aktivitas ekonomi di kecamatan-kecamatan tersebut.

Sebaliknya, Kecamatan Gunungsitoli Alo'oa dan Gunungsitoli Barat memiliki jumlah sekolah, guru, dan murid yang lebih sedikit.

Gunungsitoli Alo'oa hanya memiliki 9 sekolah (8,4 %), 101 guru (7,1 %), dan 892 murid (5,5 %). Sementara Gunungsitoli Barat juga memiliki 9 sekolah (8,4 %), 96 guru (6,8 %), dan 735 murid (4,5 %).

Baca Juga: Inilah Faktor Penyebab Rendahnya Koperasi Aktif Kota Gunungsitoli

Baca Juga: Pemerintah Resmi Turunkan Harga Tiket Pesawat Selama Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

Pada tahun ajaran 2024/2025, rasio guru-murid secara keseluruhan untuk Kota Gunungsitoli adalah 1:11,4, artinya satu guru menangani rata-rata 11-12 murid.

Rasio ini bervariasi antar kecamatan, dengan Kecamatan Gunungsitoli Barat memiliki rasio terendah (1:7,7) dan Kecamatan Gunungsitoli memiliki rasio tertinggi (1:13,3).

Variasi ini dapat memengaruhi kualitas pembelajaran dan perhatian individual yang dapat diberikan guru kepada murid. Ini merupakan tantangan baru terhadap pendidikan dasar bagi pemerintahan Kota Gunungsitoli, Sowa'a Laoli dan Martinus Lase.

Kenapa tidak, LiniEkonomi memandang bahwa terjadinya penurunan jumlah murid sebesar 1,5 % dalam setahun menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor demografis dan sosial-ekonomi. Bisa saja hal itu memengaruhi sektor pendidikan Kota Gunungsitoli untuk tingkat sekolah dasar.

Pasalnya, hampir semua kecamatan mengalami penurunan jumlah murid, dengan penurunan tertinggi di Gunungsitoli Idanoi (2,9 %) dan Gunungsitoli Barat (5,3 %). Ini berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik dalam rangkuman Kota Gunungsitoli dalam Angka 2025, kutip Rabu (2/4/2025).

Tim redaksi LiniEkonomi menilai ada beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap turunnya jumlah siswa sekolah dasar (SD) di kota ini.

Antara lain perubahan demografi, migrasi penduduk ke daerah lain (merantau-red), atau dampak ekonomi pasca-pandemi yang mempengaruhi keputusan keluarga terkait pendidikan anak.

"Penurunan jumlah murid perlu dicermati serius oleh pemangku kepentingan. Jika tren ini berlanjut, dapat berdampak pada keberlanjutan sekolah-sekolah tertentu dan alokasi sumber daya pendidikan pada masa depan," ujar Kariadil Harefa.

Menurut aktivis tersebut, kendati terjadi penambahan jumlah guru sebesar 2,6 persen (%). Namun, terdapat ketidakseimbangan dalam distribusi pada tiap wilayah kecamatan.

Misalnya, pada Kecamatan Gunungsitoli Alo'oa mengalami penurunan 6 guru dan Gunungsitoli Barat kehilangan 1 guru.

Situasi ini menunjukkan tantangan dalam mempertahankan tenaga pendidik di kecamatan-kecamatan yang membutuhkan akses-akses lebih baik.

Baca Juga: Bingung Mau Libur Kemana, Kampung Natal Saloka Solusinya

Baca Juga: Begini Cara Dapatkan Promo Gratis Ongkir Bright Gas Pertamina

"Distribusi guru yang tidak merata dapat memperburuk kesenjangan kualitas pendidikan antar wilayah. Maka membutuhkan strategi khusus untuk menarik dan mempertahankan guru berkualitas untuk daerah-daerah yang kurang memang membutuhkan akses yang mudah," kata tegasnya.

Maka melalui data pendidikan ini, semoga Wali Kota Gunungsitoli Sowa'a Laoli dan Wakil Wali Kota Martinus Lase menjadikan hal ini sebagai bahan pertimbangan utama. Dalam perumusan kebijakan pendidikan di Kota Gunungsitoli selama masa periode 2025-2030. [*]

Baca Juga

Hari Amal Bakti Kemenag 79: Wali Kota Sowa'a Tekankan Dukung Asta Cita Prabowo-Gibran
Walikota Sowa'a Laoli Perlu Revitalisasi Koperasi di Gunungsitoli
Inilah Faktor Penyebab Rendahnya Koperasi Aktif Kota Gunungsitoli
Inilah Faktor Penyebab Rendahnya Koperasi Aktif Kota Gunungsitoli
Inilah Faktor Penyebab Rendahnya Koperasi Aktif Kota Gunungsitoli
Hanya 16 % Koperasi di Gunungsitoli Aktif Beroperasi, Kok Bisa?
Begini Cara Dapatkan Promo Gratis Ongkir Bright Gas Pertamina
Begini Cara Dapatkan Promo Gratis Ongkir Bright Gas Pertamina
Remaja Masjid Agung Hidupkan Tradisi Takbiran Desa Mudik Gunungsitoli
Remaja Masjid Agung Hidupkan Tradisi Takbiran Desa Mudik Gunungsitoli
Rumah tua berlokasi di Bumijo, Jetis, Yogyakarta ini menawarkan potensi investasi yang menggiurkan bagi para pelaku bisnis dan pencari properti strategis.
Lokasi Menggiurkan, Miliki Rumah Strategis di Pusat Yogyakarta