Selamatkan Pasar Saham: Tiongkok Perketat Short-Selling dan Algoritma

Regulator Tiongkok memperketat short-selling dan perdagangan algoritmik dalam upaya menyelamatkan pasar saham yang lesu

Risiko Dibalik Potensi Keuntungan Short Selling [Canva]

LiniEkonomi.com, Tiongkok - Dalam upaya menyelamatkan pasar saham yang lesu, sekuritas Tiongkok memberlakukan regulasi pembatasan lebih ketat pada short-selling. Kemudian memperketat pengawasan terhadap program perdagangan berbasis komputer, menurut laporan Reuters.

Komisi Regulasi Sekuritas Tiongkok (CSRC) mengumumkan, pihaknya melakukan penangguhan peminjaman kembali sekuritas. Yang mana pialang meminjamkan saham kepada klien untuk short-selling.

Selain itu, persyaratan margin untuk short-selling juga mereka naikkan untuk meningkatkan stabilitas pasar.

Langkah ini muncul selama tujuh minggu berturut-turut atas menurunnya indeks blue-chip CSI300 Tiongkok.

Pemicunya berdasarkan laporan itu, lantaran kekhawatiran terhadap kesehatan ekonomi negara setempat.

Pasalnya, sejak Agustus 2023, Tiongkok telah menerapkan berbagai langkah untuk mengekang short-selling, dan pembatasan terbaru ini bertujuan untuk meredakan kekhawatiran investor dan menstabilkan pasar.

CSRC juga mendorong bursa saham untuk menetapkan peraturan yang lebih rinci terkait perdagangan berbasis komputer, dengan fokus utama pada perdagangan frekuensi tinggi.

Semoga upaya ini yang menurut sekuritas Tiongkok dapat mengendalikan volatilitas pasar dan melindungi investor ritel.

Menurut CSRC, jumlah akun perdagangan frekuensi tinggi telah menurun lebih dari 20 persen tahun ini, dengan total sekitar 1.600 pada akhir Juni.

Stabilkan Pasar dan Lindungi Investor

Penerapan pembatasan short-selling dan pengetatan pengawasan terhadap perdagangan algoritmik merupakan langkah penting yang diambil regulator Tiongkok untuk menstabilkan pasar saham dan melindungi investor.

Short-selling yang berlebihan dapat memperburuk penurunan pasar, dan perdagangan frekuensi tinggi yang tidak terkendali dapat menyebabkan volatilitas yang tidak perlu.

Langkah-langkah ini semoga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar saham Tiongkok dan mendorong partisipasi investor ritel.

Selain itu, regulasi yang lebih ketat terhadap perdagangan berbasis komputer dapat membantu memastikan bahwa pasar beroperasi secara adil dan transparan.

Baca Juga: Ngeri! Pertumbuhan PDB China di 2024 Jadi Sorotan Asia-Pasifik

Dampak Short-Selling China | 15 Juli 2024

Meskipun pembatasan short-selling dan pengetatan pengawasan terhadap perdagangan algoritmik dapat membantu menstabilkan pasar saham Tiongkok.

Nyatanya masih terdapat beberapa pertanyaan yang perlu dijawab. Salah satunya adalah bagaimana langkah-langkah ini akan berdampak pada likuiditas pasar.

Baca Juga: Inggris Krisis! Turunkan Harga Energi 500 Ribu per Tahun

Selain itu, perlu melihat bagaimana regulator Tiongkok dalam menegakkan peraturan baru ini dan seberapa efektif langkah-langkah tersebut dalam mencegah manipulasi pasar. [*]

Cek Berita dan Artikel yang lain diĀ Google News

Sumber Artikel : hedgeweek | LiniEkonomi.com - Sumber Informasi Ekonomi dan Bisnis Terkini

Baca Juga

KEREN! Visa Siap Gebrak Pasar Saham 12 Bulan Depan
KEREN! Visa Siap Gebrak Pasar Saham 12 Bulan Depan
LiniEkonomi.com - Pada peringatan ulang tahun ke-46 Pasar Modal Indonesia, Pasar obligasi Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan
Pasar Saham AS Menghijau, Saham Lexeo Therapeutics Anjlok 24 Persen
Indeks Kospi Korsel bertengger di 2.664,27 pada Kamis (22/2/2024), naik 0,41% dipicu saham teknologi pascalebih Nvidia AS. Emiten teknologi & otomotif Korsel menggeliat.
Bursa Asia Menghijau Ikuti Wall Street, S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Tertinggi
Linikonomi.com - Baru-baru ini viral istilah Short Selling, apalagi istilah tersebut dalam kajian MUI haram. Simak dalam artikel lini ekonomi berikut tentang pengertian apa itu short selling.
Pengertian Short Selling Lengkap Fungsi, Risiko dan Cara Kerja Keuntungan
LiniEkonomi.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Jumat sore, 26 April 2024, ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Investor Menangis! 83 Saham Rungkad Jadi Satu Perak
LiniEkonomi.com - Kebutuhan investasi untuk sektor hunian di Ibu Kota Nusantara (IKN) mencapai Rp150 triliun.
Sektor Hunian IKN Butuh Dana Jumbo Rp150 Triliun! Minat?