Ini Alasan Turki Batasi Ekspor ke Israel, Dituduh 'Pemain Ganda'

Liniekonomi.com - Terbongkar sudah alasan Turki membatasi ekspor barang ke Israel. Selain alasan genosida, ternyata sebelumnya ada beberapa yang membuat Turkiye murka.

Serangan Israel terhadap Lebanon Selatan, Senin (9/4/2024). Akibatnya, seorang komandan lapangan kelompok bersenjata lengkap Hizbullah di Lebanon tewas. [TangkapanLayar/Reuters]

Liniekonomi.com - Terbongkar sudah alasan Turki membatasi ekspor barang ke Israel. Selain alasan genosida, ternyata sebelumnya ada beberapa yang membuat Turkiye murka.

Turki murka lantaran Israel tidak membuka jalur ke Palestina untuk mengirim bantuan kemanusian. Sejak, Senin kemarin, Israel melakukan blokade yang menuju jalur Gaza.

Akibatnya, sebagai respon keras. Turkiye pun membatasi barang-barang jualan mereka ke negara tersebut. Sejumlah barang tersebut tidak hanya semen, baja dan konstruksi besi untuk kebutuhnan bangunan saja.

Turki juga membatasi ekspor barang pecah belah ke Israel. Efeknya, ekonomi Israel mengalami defisit, bahkan lebih parah dari tahun lalu dari pada 2024 ini.

Selain itu Presiden Recep Tayyip Erdogan mendapat tuduhan dari negara sekutu Yahudi, yang menyatakan kalau Turki menerapkan standar ganda tentang ekspor barang ke luar negeri, termasuk ke sejumlah negara oposisi Tel Aviv.

Walau dari satu sisi Presiden Erdogan keras, tapi ia juga menjaga hubungan perdagangan antara kedua negara tersebut. Tapi, saat ini Erdogan sudah naik pitam.

Bahkan kementerian perdagangan (Kemendag) Turki menyatakan, akan membatasi pengiriman barang ekspor ke Israel, sebagaimana kutip Liniekonomi via Agence France Presse (AFP), Selasa malam ini.

"Pembatasan ini akan berlaku sampai Israel mengumumkan gencatan senjata, dan tidak menghambat pendistribusian bantuan ke Jalur Gaza, Palestina," tulis Kemendag Turki.

Kemendag Turki menyatakan, bahwa Israel memang hobi melakukan gencatan senjata. Sebab, itu salah satu pilihan maupun cara ketika banyak sandera dari mereka belum bebas.

Berdasarkan laporan AFP kutip LiniEkonomi.com, bahwa saat ini terjadi krisis pangan di Jalur Gaza, akibat perang antara Hamas maupun tentara penganut Yahudi itu.

Tel Aviv bersikap keras dan tak peduli kalau daerah serbuan mereka mengalami krisis pangan, Israel akan membuka jalur tersebut kalau sudah menghancurkan Hamas, Palestina.

Baca Juga: Ekonomi Israel Defisit Akibat Genosida, Turki Batasi Jualan ke Tel Aviv

Baca Juga: Ngeri! Pertumbuhan PDB China di 2024 Jadi Sorotan Asia-Pasifik

Turki murka, dan sejumlah negara federal pun demikian. Akibat dari tindakan Israel tersebut Presiden Recep Tayyip Erdogan juga keras kepada mereka.

Salah satunya dengan membatasi sejumlah barang-barang ekspor yang merupakan kebutuhan Israel.

Sebelumnya, Presiden Turki Erdogan telah menyatakan sikap, bahwa Israel 'negara teroris' akibat perlakuan yang tidak terpuji. Yakni, melakukan pembantaian masal alias 'genosida'. [*]

Baca Juga

Pemerintah membentuk Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital Perempuan
Tingkatkan Akses Keuangan Perempuan, Pemerintah Luncurkan Satgas Jejaring Advokasi
Harga Emas Turun Rp 1.000 Per Gram Hari Ini, Masih Untung Rp 293 Juta Sejak Awal 2023
Harga Emas Antam Anjlok Rp 30.000 per Gram, Terparah Selama 2024
Airlangga Hartarto
Punya Kekayaan Fantastis, Inilah Lima Menteri Terkaya Kabinet Prabowo-Gibran
Ia mengungkapkan 5 grand desain ekonomi cemerlang saat berpidato di Gedung DPR/MPR RI.
5 Grand Desain Ekonomi Cemerlang ala Presiden Prabowo Subianto
Daya beli kuliner di Blora meningkat signifikan
Daya Beli Kuliner di Blora Meningkat, Dorong Ekonomi Lokal
Martinus Lase, calon Wakil Wali Kota Gunungsitoli, berjanji revitalisasi pasar tradisional dan tingkatkan ekonomi lokal. Simak rencana dan visinya untuk Gunungsitoli Hebat.
Jika Terpilih! Calon Wawako Gunungsitoli Martinus Lase Bakal Revitalisasi Pasar Tradisional