LiniEkonomi.com - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) memasang target ambisius untuk memacu pertumbuhan kredit hingga mencapai 15 persen di 2024.
Dalam upaya mencapai target tersebut, Bank Sampoerna akan tetap fokus membidik segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Informasi tersebut disampaikan oleh Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, Henky Suryaputra, dalam acara Konferensi Pers Launching Sampoerna Fest, Jumat (15/3/2024).
Menurutnya, berdasarkan rencana bisnis bank (RBB), Bank Sampoerna menargetkan pertumbuhan bisnis yang pesat pada tahun ini.
"Tahun ini tumbuh dobel digit, 10 persen-15 persen (%) untuk pertumbuhan kredit," ujar Henky Suryaputra.
Dalam upaya mendongkrak target kredit tersebut, Bank Sampoerna akan tetap fokus menggarap pasar UMKM. Hal ini sejalan dengan komitmen pemegang saham untuk memajukan UMKM di Indonesia.
Keluarga pemilik saham Bank Sampoerna memiliki komitmen kuat untuk terus mengembangkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah di Tanah Air," jelas Henky.
Tren Penyaluran Kredit Terjaga Baik
Sementara itu, Henky menilai bahwa tren penyaluran kredit pada kuartal I/2024 tetap terjaga dengan baik, meskipun pertumbuhannya masih tergolong kecil atau single digit. Namun, di sisi lain, perolehan laba Bank Sampoerna justru menunjukkan kinerja yang lebih baik.
"Meskipun pada awal tahun 2024 terdapat beberapa hari libur panjang, namun hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi kinerja penyaluran kredit Bank Sampoerna," ungkap Henky.
Adapun, pertumbuhan kredit Bank Sampoerna pada 2024 mendapat topangan dengan kemampuan pendanaan yang memadai. Pada tahun ini, Bank Sampoerna juga memproyeksikan dana pihak ketiga (DPK) bisa tumbuh dobel digit.
Henky mengakui bahwa pada akhir tahun lalu, pendanaan sempat mengalami perlambatan. Namun, tren pendanaan hingga likuiditas kembali normal pada awal tahun 2024.
Menjaga Tingkat Bunga Kredit UMKM
Selain itu, Bank Sampoerna juga tetap menjaga tingkat bunga kredit dengan mempertimbangkan kemampuan UMKM. Henky menjelaskan bahwa meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan beberapa tahun belakangan, Bank Sampoerna tidak langsung menyesuaikan peningkatan bunga kredit.
Sambungnya lagi, "Meski Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuannya dalam beberapa tahun terakhir. Bank Sampoerna tetap mampu mempertahankan tingkat bunga kreditnya tanpa perlu menyesuaikan kenaikan tersebut."
Kinerja Penyaluran Kredit Tahun Lalu
Pada tahun 2023 lalu, Bank Sampoerna telah mencatatkan kinerja penyaluran kredit yang naik 23,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp11,3 triliun hingga kuartal III/2023.
Segmen UMKM menjadi penerima terbesar pinjaman yang diberikan Bank Sampoerna, di mana sekitar 60% dari pinjaman atau sebesar Rp6,8 triliun, secara langsung maupun tidak langsung diterima oleh UMKM.
Menurut Ali Yong, CEO Bank Sampoerna, lonjakan signifikan dalam penyaluran kredit mencerminkan kemampuan adaptasi yang baik dari para pelaku usaha dan industri.
Terutama dalam menghadapi dinamika perekonomian yang terjadi pada tahun 2023 lalu, kutip 8 November 2023.
Bank Sampoerna Targetkan Aset dan DPK
Selain itu, Bank Sampoerna juga telah menjaga kualitas kreditnya. Di mana rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/ NPL) gross per akhir September 2023 ada di level 3,6%. Di sisi lain, rasio kredit bermasalah bersih (NPL net) Bank Sampoerna tercatat sebesar 1,9%.
Kinerja penyaluran kredit yang positif turut mendorong peningkatan aset Bank Sampoerna secara signifikan, mencapai Rp17,13 triliun pada kuartal III/2023. Naik pesat dibandingkan aset pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp13,35 triliun.
Baca Juga: Proses Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat April 2024
Kemampuan penyaluran kredit bank ini lantaran mendapat tompangan pendanaan, di mana Bank Sampoerna telah mendulang DPK sebesar Rp12,4 triliun, naik 28,4% yoy.
Selain itu, Bank Sampoerna juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp37,3 miliar pada kuartal III/2023. Melonjak 32,22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). [*]