Geliat UMKM di 2024: Peluang dan Tantangan Transformasi Digital

BRI salurkan kredit Rp1.095 triliun ke UMKM, dorong pertumbuhan ekonomi nasional. Komitmen BRI dukung UMKM melalui penyaluran kredit berkualitas dan inovasi layanan.

Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Padang, Sumatera Barat memijah kerupuk kulit sapi yang sudah kering untuk dipasarkan. [Kariadil Harefa/LiniEkonomi]

LiniEkonomi.com - Transformasi digital terus menggeliat di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia memasuki tahun 2024.

Pelaku usaha memanfaatkan berbagai peluang untuk mengembangkan bisnisnya, di tengah tantangan yang harus dihadapi.

Digitalisasi Bisnis Jadi Tren Utama

Salah satu tren utama yang terus berkembang di kalangan UMKM adalah digitalisasi usaha. Para pelaku usaha memanfaatkan platform online untuk memperluas jangkauan pemasaran produk dan layanannya.

Langkah ini memungkinkan mereka bersaing secara lebih efektif dalam skala yang lebih luas.

"Pemanfaatan teknologi digital membantu kami menjangkau konsumen di luar wilayah pemasaran sebelumnya. Ini memperluas peluang bisnis kami," ungkap Siti Aminah, pemilik usaha kerajinan tangan di Yogyakarta.

Namun, masih ada UMKM yang menghadapi kendala dalam mengadopsi teknologi, seperti kurangnya pengetahuan, infrastruktur yang tidak memadai, dan biaya implementasi teknologi yang tinggi.

Dukungan pemerintah dan lembaga keuangan dalam penyediaan pelatihan, subsidi teknologi, dan akses ke pasar digital diperlukan.

Inovasi Produk Jadi Kunci Daya Saing

Tren lainnya adalah peningkatan investasi dalam inovasi produk. UMKM yang mampu menghadirkan produk atau layanan yang unik dan berbeda akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar.

Banyak pelaku usaha mulai fokus pada riset dan pengembangan produk baru, serta meningkatkan kualitas dan desain produk mereka.

"Inovasi produk menjadi kunci untuk tetap bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. Kami terus berupaya mengembangkan produk yang sesuai dengan tren dan selera konsumen," kata Andi Surya, pemilik usaha fesyen di Bandung.

Kendala utama adalah akses terhadap modal dan sumber daya untuk melakukan riset dan pengembangan. Dukungan finansial dari lembaga keuangan dan investor swasta sangat penting untuk mendorong inovasi UMKM.

Kemitraan dan Jaringan Bisnis Semakin Kuat

Tren kolaborasi dan kemitraan antara UMKM juga meningkat di awal 2024. Melalui kemitraan dengan UMKM lain atau perusahaan besar, pelaku usaha dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperoleh akses ke sumber daya yang lebih besar.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat, Tantangan 2024

"Bergabung dalam jaringan bisnis memberikan kami akses ke informasi, pelatihan, dan peluang kerjasama yang berharga," ungkap Pemilik Usaha Souvenir UMKM Pulau Nias, Yon Maduwu.

Namun, agar berhasil dalam kemitraan dan jaringan bisnis, UMKM perlu memiliki keterampilan manajemen yang baik dan komitmen untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan.

Tantangan Keberlanjutan dan Regulasi

Di tengah meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan dan sosial, banyak UMKM mulai memberikan perhatian lebih besar pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Namun, masih ada tantangan dalam menerapkan praktik-praktik ini secara efektif, seperti biaya tinggi untuk beralih ke teknologi ramah lingkungan dan kesulitan dalam mengukur dampak sosial.

Perubahan dalam regulasi dan kebijakan pemerintah juga berdampak besar pada pertumbuhan UMKM. Kebijakan yang mendukung akses pendanaan, pelatihan kewirausahaan, dan penyediaan infrastruktur ekonomi yang lebih baik dapat mempercepat pertumbuhan UMKM.

Sisi lain, kebijakan yang mempersulit proses perizinan, birokrasi berlebihan, dan ketidakpastian politik dapat menjadi hambatan serius.

Baca Juga: Produk UMKM Ramaikan Etalse Sentra UMKM Apindo Makassar

Kesimpulan: UMKM di Indonesia memiliki peluang besar untuk terus berkembang di 2024 dengan memanfaatkan transformasi digital, inovasi produk, dan kemitraan bisnis.

Namun, menggeliatkan UMKM, ada tantangan seperti akses modal, keberlanjutan, dan regulasi harus diatasi dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat. [*]

Sumber Artikel : LiniEkonomi

Baca Juga

Harga Emas Turun Rp 1.000 Per Gram Hari Ini, Masih Untung Rp 293 Juta Sejak Awal 2023
Harga Emas Antam Anjlok Rp 30.000 per Gram, Terparah Selama 2024
Pelajari strategi lengkap menjual emas untuk keuntungan maksimal. Panduan expert mencakup analisis pasar, timing tepat, dan tips praktis bagi investor emas di Indonesia tahun 2024.
Inilah Strategi Jitu Jual Emas 2024, Lengkap Panduan Analisis
menangkan Paslon Bobby-Surya 01 sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut dan pasangan SMART (Sowa'a Laoli dan Martinus Lase) 02 untuk Kota Gunungsitoli.
SMART dan Bobby-Surya Kolaborasi Dahsyat Menuju Gunungsitoli Hebat!
MAKI mengajukan Judicial Review ke MK terkait keabsahan Pansel KPK bentukan Jokowi. Langkah ini diambil untuk menyelamatkan program pemberantasan korupsi nasional dan mencegah potensi gugatan.
Bentukan KPK Ala Jokowi Tidak Sah ? MAKI: Ajukan Judicial Review MK
Gunungsitoli, LiniEkonomi.com – Terkait Pilkada Kota Gunungsitoli, calon Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution meminta masyarakat kota untuk selektif memilih calon kepala daerah.
Bobby Nasution Ajak Masyarakat Selektif Pilih Calon Kepala Daerah Gunungsitoli
Calon Gubernur Sumatera Utara nomor urut 1, Bobby Nasution mengaku tidak akan anggap Kepulauan Nias, Sumut sebagai daerah terjauh dan tertinggal maupun terpinggirkan.
Bobby Nasution: Pastikan Kepulauan Nias "Bukan" Lagi Anak Tiri, Ini Respon Martinus Lase