LiniEkonomi.com - Indonesia belum masuk dalam daftar negara-negara yang terjerat utang China secara signifikan?. Namun, beberapa negara lain telah mengalami kesulitan akibat utang besar mereka kepada Beijing dalam proyek-proyek infrastruktur di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).
Laporan terbaru menunjukkan negara-negara berikut telah terjerat utang China yang mengancam kedaulatan dan aset berharga mereka:
Sri Lanka telah menyerahkan Pelabuhan Hambantota kepada China setelah gagal membayar utang senilai $361 juta pada 2016. Kini, krisis ekonomi yang parah menghantam negara tersebut.
Uganda kesulitan bernegosiasi dengan China terkait pinjaman untuk membangun Bandara Internasional Entebbe, berisiko kehilangan aset strategis tersebut.
Kenya dapat kehilangan Pelabuhan Mombasa jika gagal membayar utang $3,6 miliar untuk proyek kereta api dari Bank EXIM China.
Maladewa terjerat utang hingga $1,4 miliar, terutama dari proyek Jembatan Persahabatan China-Maladewa, sementara pariwisata terdampak pandemi.
Pakistan menjadi negara terbaru yang bakal "terjerat utang" China dengan suku bunga tinggi dan minimnya transparansi dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Karot.
Baca Juga: BUMI Masuk MSCI Small Cap, CUAN Terdepak dari Indeks
Kekhawatiran atas "jebakan utang" China meningkat, di mana Beijing berpotensi menyita aset berharga jika negara-negara tersebut gagal membayar utang. Transparansi dan evaluasi yang ketat atas pinjaman BRI menjadi penting untuk menghindari risiko serupa. [*]