Indeks Wall Street Merangkak Naik, Ekonom: Pemangkasan Suku Bunga The Fed Masih Jauh

LiniEkonomi.com - Indeks-indeks utama Wall Street melonjak pada perdagangan Jumat (26/4/2024) kemarin. Pemangkasan Suku Bunga

Rencana The Fed pangkas suku bunga pada 2024 diproyeksi bakal memicu angin segar di bursa saham Indonesia. [Canva]

LiniEkonomi.com - Indeks-indeks utama Wall Street melonjak pada perdagangan Jumat (26/4/2024) kemarin. Kondisi ini ditopang oleh saham-saham teknologi raksasa yang menguat usai merilis laporan keuangan gemilang.

Meski demikian, para ekonom menilai data inflasi Amerika Serikat (AS) terbaru belum cukup kuat untuk meyakinkan The Fed melakukan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

S&P 500 melonjak 1,02 persen (%) tutup pada 5.099,96, sedangkan Nasdaq yang kental dengan teknologi melesat 2,03 persen (%) untuk tutup pada 15.927,9.

Sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,4 persen (%) ke level 38.239,66. Kenaikan ini membuat S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan pekan terbaik mereka sejak November.

Aksi beli saham-saham teknologi besar seperti Alphabet dan Microsoft turut menopang penguatan indeks-indeks saham AS tersebut.

Laporan keuangan kedua raksasa itu melebihi ekspektasi berkat pendapatan dari bisnis kecerdasan buatan (AI) yang terus tumbuh.

"Laporan-laporan tersebut membantu meredakan kekhawatiran atas panduan yang mengecewakan dari Meta Platforms pada awal pekan ini," kata Mona Mahajan, Strategis Investasi Senior di Edward Jones melansir CNBC Internasional, Sabtu (27/04/2024).

Baca Juga: Ekonomi Bergejolak: The Fed Tahan Suku Bunga, Pangkas Tiga Kali 2024

Pemangkasan Suku Bunga The Fed Masih Jauh

Dari sisi data ekonomi, pengeluaran konsumen pribadi (PCE) inti AS tercatat naik 2,8 persen (%) tahun-ke-tahun (YoY) pada Maret 2024.

Lebih tinggi dari perkiraan 2,7 persen (%). Sementara pengeluaran konsumen pribadi tumbuh 0,8 persen (%) atau di atas proyeksi 0,7 persen (%).

Kendati demikian, para ekonom memperkirakan The Fed belum akan segera menurunkan suku bunga acuannya yang saat ini berada di kisaran 5,25 persen atau 5,5 persen . Mereka menilai data inflasi terbaru belum cukup bukti.

"The Fed kemungkinan tidak akan memiliki cukup bukti berdasarkan data inflasi saja untuk menurunkan suku bunga secepatnya pada Juni. Kami tetap berpikir mereka akan menurunkan suku bunga pada Juli," ujar Veronica Clark, ekonom Citigroup.

"Dengan tingkat inflasi yang tinggi saat ini, pasar perlu melupakan harapan pemangkasan suku bunga The Fed," sela Chris Zaccarelli dari Independent Advisor Alliance.

Baca Juga: Saham Asia Berfluktuasi, Indeks Wall Street Cetak Rekor

Ekonom memperkirakan penurunan harga sewa permukiman bakal terjadi tahun ini. Seiring pasokan apartemen yang membaik sehingga akan mengurangi tekanan inflasi ke depan.

Hal itu bisa mendorong The Fed memangkas suku bunga untuk menopang ekonomi. [*]

Baca Juga

Pemerintah membentuk Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital Perempuan
Tingkatkan Akses Keuangan Perempuan, Pemerintah Luncurkan Satgas Jejaring Advokasi
Harga Emas Turun Rp 1.000 Per Gram Hari Ini, Masih Untung Rp 293 Juta Sejak Awal 2023
Harga Emas Antam Anjlok Rp 30.000 per Gram, Terparah Selama 2024
Airlangga Hartarto
Punya Kekayaan Fantastis, Inilah Lima Menteri Terkaya Kabinet Prabowo-Gibran
Ia mengungkapkan 5 grand desain ekonomi cemerlang saat berpidato di Gedung DPR/MPR RI.
5 Grand Desain Ekonomi Cemerlang ala Presiden Prabowo Subianto
Daya beli kuliner di Blora meningkat signifikan
Daya Beli Kuliner di Blora Meningkat, Dorong Ekonomi Lokal
Martinus Lase, calon Wakil Wali Kota Gunungsitoli, berjanji revitalisasi pasar tradisional dan tingkatkan ekonomi lokal. Simak rencana dan visinya untuk Gunungsitoli Hebat.
Jika Terpilih! Calon Wawako Gunungsitoli Martinus Lase Bakal Revitalisasi Pasar Tradisional