Aceh, LiniEkonomi.com - Pada Jumat siang, sebuah pesawat Super Air Jet dengan nomor penerbangan IU 994 terpaksa membatalkan pendaratannya di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, dan dialihkan ke Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, karena kendala kelistrikan di bandara tujuan.
Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, pada pukul 10.40 WIB dan seharusnya mendarat di Banda Aceh pada pukul 13.25 WIB.Pesawat Super Air Jet ini mengangkut sejumlah atlet dan ofisial kontingen Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara dari berbagai provinsi, termasuk Sulawesi Utara, Sumatera Barat, dan DI Yogyakarta.
Selain itu, beberapa awak media yang meliput kegiatan PON Aceh-Sumut, termasuk jurnalis dari Kantor Berita ANTARA, juga berada di dalam pesawat.Saat sudah berada di udara Aceh, pilot menginformasikan bahwa pesawat sedang menunggu sinyal dari Bandara Sultan Iskandar Muda untuk antrean pendaratan.
Namun, setelah berputar-putar beberapa kali di wilayah udara sekitar bandara tersebut dan melebihi jadwal pendaratan, sebuah pengumuman dari pramugari disampaikan kepada penumpang. Pramugari menyatakan bahwa pesawat harus mendarat di Bandara Kualanamu terlebih dahulu karena jika terus berputar di udara, bahan bakar pesawat akan habis.
“Kalau kita masih mutar lagi, nanti enggak cukup bahan bakarnya. Makanya kita mendarat dulu di Bandara Kualanamu,” jelas pramugari kepada penumpang di jajaran kursi nomor 2 sekitar pukul 14.07 WIB.
Akhirnya, pesawat yang dijadwalkan tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda pada pukul 13.25 WIB tersebut berhasil mendarat di Bandara Kualanamu pada pukul 14.43 WIB.
Tidak ada laporan lebih lanjut terkait waktu keberangkatan pesawat dari Bandara Kualanamu menuju Banda Aceh setelah mendarat darurat akibat kendala kelistrikan yang mengganggu pendaratan di Bandara Sultan Iskandar Muda.
Baca Juga: Suka Traveling! Nih Ada Promo Tiket Pesawat Indonesia AirAsia
Insiden ini menyoroti pentingnya kesiapan infrastruktur bandara dalam menghadapi situasi darurat dan memastikan keselamatan serta kenyamanan para penumpang.
Kejadian ini juga menjadi perhatian bagi penyelenggara PON XXI, karena para atlet dan ofisial yang menjadi penumpang pesawat tersebut merupakan bagian dari kontingen yang bertanding di ajang olahraga tersebut. [*]