Indeks Bursa Malaysia Tutup di Zona Merah Akibat Sentimen Amerika Serikat

LiniEkonomi.com - Bursa Malaysia tetap melemah pada perdagangan siang hari ini, tertekan oleh kekhawatiran tentang prospek suku bunga setelah risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) AS. Yang menegaskan kembali ekspektasi bahwa Amerika Serikat tidak akan menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat.

Pada pukul 12.30 siang, Indeks KLCI (FBM KLCI) Bursa Malaysia anjlok 7,18 poin ke posisi 1.545,22 dari penutupan kemarin di 1.552,40. Indeks acuan dibuka 1,69 poin lebih rendah di 1.550,71.

Sementara itu, pasar keseluruhan ditutup oleh tekanan jual dimana saham yang turun melampaui yang naik dengan perbandingan 464 berbanding 396, sementara 471 saham stagnan, 986 tidak diperdagangkan dan 20 lainnya dihentikan sementara.

Nilai perdagangan tercatat sebesar 2,03 miliar unit senilai 1,10 miliar ringgit. Hong Leong Investment Bank meyakini minat beli yang kuat dari investor asing akan menahan pelemahan pasar akibat ambil untung sehat setelah kenaikan 97 poin sejak awal tahun.

Selain itu, selera risiko untuk pasar negara berkembang diperkirakan akan bangkit kembali seiring perubahan sikap The Fed, pertumbuhan ekonomi Malaysia tahun 2024 yang diperkirakan sejalan dengan proyeksi 3,1 persen untuk pertumbuhan global.

Dan ekspektasi langkah yang lebih agresif dari Cina untuk menghidupkan kembali perekonomian yang melambat, demikian menurut catatan perusahaan sekuritas tersebut.

Sebagian Besar Bursa Menguat

Secara regional, sebagian besar bursa menguat dengan indeks acuan Nikkei 225 Jepang melewati rekor tertinggi yang dicatat pada 1989 hingga menyentuh level 39.029,00 pada sesi siang ini.

Hang Seng Hong Kong naik 0,15% ke 16.528,01 dan serupa dengan Malaysia, Straits Times Singapura melemah 0,51% ke 3.200,68.

"Sentimen regional yang positif dapat memacu minat beli saham domestik pada sesi kemudian," ujar seorang pedagang.

Saham berat di Bursa seperti YTL Power melemah 10 sen ke 3,80 ringgit, Public Bank turun 3 sen ke 4,48 ringgit dan Tenaga Nasional kehilangan 12 sen ke 11,26 ringgit.

Sementara itu, Sime Darby Plantation naik 4 sen ke 4,56 ringgit dan Maxis menambah 1 sen ke 3,80 ringgit. Di antara saham aktif, Reneuco datar di 9,5 sen, sementara Hong Seng dan Minetech masing-masing naik 0,5 sen ke 2,5 sen dan 18 sen. Notion menguat 10 sen ke 41,5 sen.

Di papan indeks, Indeks FBM Emas terkontraksi 22,70 poin ke 11.499,13, FBMT 100 turun 25,02 poin ke 11.150,95 dan Indeks Emas Shariah FBM kehilangan 7,62 poin ke 11.575,19.

Baca Juga: The Fed Pangkas Suku Bunga Jadi Angin Segar Buat Indonesia

Indeks FBM 70 naik 75,22 poin ke 15.590,89 dan Indeks FBM Ace menguat 3,33 poin ke 4.840,82.

Secara sektoral, Indeks Layanan Keuangan anjlok 51,27 poin ke 17.324,89, Indeks Perkebunan turun 3,27 poin ke 7.325,59, Indeks Energi melemah 1,31 poin ke 933,46 dan Indeks Produk dan Jasa Industri menambah 0,03 poin ke 177,69. [*]

Sumber Artikel : Bernama

Baca Juga

LiniEkonomi.com - Seiring dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (27/3/2024).
HSG Terkoreksi Tipis, Asing Borong 10 Saham Ini
Resorts Milik Putra Bungsu Soeharto Bidik IPO, Cuan Rp 390 Miliar
Resorts Milik Putra Bungsu Soeharto Bidik IPO, Cuan Rp 390 Miliar
Indeks Kospi Korsel bertengger di 2.664,27 pada Kamis (22/2/2024), naik 0,41% dipicu saham teknologi pascalebih Nvidia AS. Emiten teknologi & otomotif Korsel menggeliat.
IHSG Naik Tipis di Tengah Pasar Asia Pasifik yang Beragam
Indeks utama bursa saham di Wall Street mencatat rekor tertinggi, sementara saham-saham Asia berfluktuasi pada perdagangan Kamis (28/3/2024). Mari simak perkembangannya.
Hari Ini Bursa Asia Hijau, Efek Wall Street Pecahkan Rekor Baru
LiniEkonomi.com - Mayoritas bursa saham Asia menguat kuat pada penutupan perdagangan Jumat (26/04/2024) sore ini.
IHSG Berpotensi Menguat, Berikut Rekomendasi Saham SMGR, Semen Indonesia
LiniEkonomi.com - Pada peringatan ulang tahun ke-46 Pasar Modal Indonesia, Pasar obligasi Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan
IHSG Menghijau Sesi Pertama 9 Juli, Saham BUMN dan Baterai Melesat