LiniEkonomi.com - Garuda Indonesia Tbk (GIAA), tengah mengeksplorasi rencana penggabungan dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), induk holding BUMN di sektor pariwisata dan aviasi.
Plh. Direktur Utama Garuda, Tumpal Manumpak Hutapea, mengungkapkan pihaknya saat ini sedang menyusun kajian. Serta mendiskusikan secara intensif opsi-opsi yang ada terkait rencana penggabungan tersebut.
"Rencana penggabungan itu berlandas akan dengan kajian, dan asesmen yang prudent terhadap outlook bisnis perseroan," terang Tumpal dalam keterangan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (24/2/2024).
Ia memastikan berbagai aspek substantif terkait penggabungan, perlu kajian seksama bersama Kementerian BUMN dan pemangku kepentingan lainnya. Meski begitu, Tumpal akan menyampaikan perkembangan proses penjajakan tersebut secara lebih lanjut.
Sebelumnya, Kementerian BUMN merencanakan menggabungkan Garuda dengan InJourney pada tahun ini. Wacana sinergi keduanya sebenarnya sudah mengemuka sejak dua tahun lalu untuk membesarkan bisnis Garuda.
Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyampaikan, penggabungan Garuda ke InJourney baru bisa dapat, usai maskapai itu menyelesaikan restrukturisasi keuangan dan menambah jumlah armada secara bertahap.
Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,55 Persen: Kapitalisasi Pasar Susut 30,79 Triliun
Apa Itu Holding Pariwisata
Saat ini, InJourney menaungi PT Angkasa Pura Indonesia, PT Hotel Indonesia Natour, PT Taman Wisata Candi, dan PT Sarinah.
Berharap penggabungan ini dapat memperkuat sinergi bisnis Garuda dengan entitas BUMN pariwisata lainnya.
Holding pariwisata adalah singkatan dari holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pariwisata. Dengan kata lain, ini adalah kelompok perusahaan milik pemerintah Indonesia yang bergerak di bidang pariwisata dan pendukungnya digabung menjadi satu kesatuan.
Tujuan dibentuknya holding pariwisata ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing pariwisata Indonesia. Dengan объединение (oyedinenie) atau penggabungan usaha BUMN pariwisata, diharapkan pariwisata Indonesia menjadi lebih kuat dan terintegrasi.
Beberapa anggota holding pariwisata ini misalnya PT Angkasa Pura I (Persero) yang mengoperasikan bandara, PT Hotel Indonesia Natour (Persero) yang mengelola hotel, dan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) yang mengelola kawasan wisata candi.
Dengan adanya holding, diharapkan semua anggota bisa bekerja sama untuk membuat pariwisata Indonesia lebih menarik. [*]