LiniEkonomi.com - Mata uang kripto Binance jadi sorotan Asia Tengggara. Pasalnya, salah satu negara menilai bahwa Binance memberikan preseden buruk bagi investasi mereka.
Sebagai upaya agar Binance tidak beredar luas dengan mengirimkan surat ke Google dan Apple.
Kiriman surat tersebut langsung dari Komisi surat berharga dan bursa Filipina. Mereka meminta agar Google dan Apple menghapus aplikasi kripto Binance dari gerai aplikasi Google Play Store dan Apple App Store.
Alasan tersebut lantaran suasana investasi Filipina sedang tidak baik-baik saja, selain itu karena Binance memberikan tawaran-tawaran menggiurkan seperti surat berharga yang tidak terdaftar kepada warga Filipina.
Hal tersebut seruan SEC (Securities and Exchange Commission) Filipina, sebagaimana lansiran LiniEkonomi.com melalui laman resmi mereka, Rabu (24/4/2024).
Bukan itu saja, mereka menuduh Binance sebagai broker tanpa izin. "Kami melakukan itu untuk mencegah aktivitas ilegal di negara ini," kata Ketua SEC Filipina Emilio Aquino.
Apalagi saat sekarang sudah banyak beredar tawaran-tawaran bodong, sehingga upaya penghapusan aplikasi serta tidak lagi beredar di Filipina untuk menjaga iklim investasi positif.
Kemudian, layanan kripto Binance menjamur melalui media sosial dengan melakukan promosi untuk sasar warga tetangga Indonesia itu.
Sebelumnya, pemerintah negera setempat melalui kementerian komunikasi nasional Filipina telah berusaha memblokir sejumlah akses situs web milik Binance.
Selain itu pemerintah Filipina telah mengultimatum masyarakatnya untuk tidak memakai Binance.
Sebagai antisipasi transferan, SEC Filipina mengurai bahwa mereka memiliki dompet mata uang kripto yang sah dan terdaftar di Filipina.
"Warga bisa mengalihak uang mereka ke dompet kripto resmi Filipina," terang Emilio Aquino.
Sekait dengan Binance, ternyata SEC Amerika Serikat telah menjatuhkan denda kepada kripto Binance sebesar 4,3 miliar dolar AS.
Bukan itu saja, sekuritas amerika serikat itu juga menuduhkan bahwa Binance telah melanggar pengelolaan aset pelanggan, dan beroperasi secara tidak resmi di Amerika Serikat.
Serangkaian tudihan itu pun mereka bawa ke pengadilan, dengan beberapa bukti-bukti. Kendati demikian, pendiri Binance, Changpeng Zhao telah mengakui kesalahan.
Ia juga menerima tuduhan yang SEC Amerika Serikat alamatkan kepadanya. Changpeng Zhao pun mundur, dan sebagai CEO terbaru Binance ialah Richard Teng.
Kanada Gugat Bursa Mata Uang Kripto Binance
Sementara Kanada, negara paling utara wilayah Amerika Utara menggugat mata uang kripto Binance. Gugatan tersebut masuk ke Pengadilan Tinggi Ontario, 19 April 2024.
Gugatan tersebut berasal dari sejumlah pihak yang telah merasa rugi atas Binance. Kelompok class action tersebut menuduh Binance melanggar peraturan perundang-undangan tentang bursa di Kanada.
Salah satunay dengan menjual produk derivatif kripto tanpa teregistrasi. Komisi Sekuritas Ontario masih gencar melakukan pendataan terhadap peredaran mata uang kripto Binance.
Baca Juga: 5 Startup Sukses: Terus Berkembang Tanpa Founder, Ini Buktinya!
Aktivitas bursa mata uang kripto Binance di Kanada telah berlangsung sejak 2019-2023. Walau, kemudian Binance mengaku sudah menutup aktivitas mereka di Kanada pada Mei 2023 lalu.
Hanya saja gugatan terhadap binance tetap berjalan sampai saat ini, dan sedang berada di meja hakim Pengadilan Tinggi Ontario. [*]
Disclaimer:
Semua keputusan investasi yang dibuat adalah tanggung jawab sepenuhnya dari pembaca. Kami menyarankan agar mempelajari dan menganalisis dengan cermat sebelum melakukan pembelian atau penjualan saham. LiniEkonomi.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang kamu buat.