Peretas China Curi Data Dua Jaringan Australia, Marles: "Komitmen Kami Jelas!"

Badan keamanan siber Australia menuduh kelompok peretas yang didukung China mencuri data dua jaringan Australia pada tahun 2022. Hal ini diungkapkan dalam laporan bersama yang dipimpin oleh Pusat Keamanan Siber Australia pada Selasa (9/7/2024).

Ilustrasi keamanan siber [Canva]

LiniEkonomi.com, Sydney - Badan keamanan siber Australia menuduh kelompok peretas yang didukung China mencuri data dua jaringan Australia pada tahun 2022.

Hal ini terungkap dalam laporan bersama yang dipimpin oleh Pusat Keamanan Siber Australia pada Selasa (9/7/2024).

Laporan tersebut menyebutkan bahwa kelompok peretas yang dikenal sebagai APT40, telah melancarkan operasi siber jahat atas nama Kementerian Keamanan Negara China, badan intelijen asing negara tersebut.

"Aktivitas dan teknik yang digunakan kelompok ini tumpang tindih dengan APT40," ungkap laporan tersebut, yang melibatkan masukan dari berbagai badan keamanan siber utama dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, dan Jerman.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat, Berikut Rekomendasi Saham SMGR, Semen Indonesia

APT40: Ancaman Keamanan Siber Australia

Meskipun laporan tersebut menunjukkan bahwa operasi peretasan APT40 telah terjadi di tahun 2022, pihak berwenang Australia menegaskan bahwa kelompok ini masih menjadi ancaman aktif bagi keamanan siber negara.

Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, dalam pernyataannya yang dirilis kepada media, menekankan komitmen pemerintah dalam melindungi organisasi dan individu Australia di ranah siber.

"Untuk pertama kalinya, kami memimpin atribusi siber semacam ini," tegas Marles. "Hal ini menunjukkan komitmen kuat kami dalam memerangi ancaman siber dan menjaga keamanan nasional."

Ketegangan Hubungan Australia-China

Tuduhan peretasan ini muncul di tengah upaya Australia dan China untuk membangun kembali hubungan setelah periode ketegangan.

Hubungan kedua negara mencapai titik terendah pada tahun 2020, dipicu seruan Canberra untuk penyelidikan independen terkait asal-usul COVID-19.

Beijing menanggapi seruan tersebut dengan memberlakukan tarif pada beberapa komoditas Australia, yang sebagian besar telah dicabut saat ini.

Baca Juga: IHSG Menghijau Sesi Pertama 9 Juli, Saham BUMN dan Baterai Melesat

Perkuat Keamanan Siber

Pemerintah Australia telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat keamanan siber negara. Termasuk meningkatkan pendanaan untuk inisiatif keamanan siber dan bekerja sama dengan sekutu internasional untuk memerangi ancaman siber.

Baca Juga: OJK Blokir 5 Ribu Rekening Judi Online dan Bentuk Satgas (Taks Force)

Laporan terbaru ini menjadi pengingat penting bagi individu dan organisasi di Australia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman siber dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi data mereka. [*]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber Artikel : Reuters

Baca Juga

Telkomsel dan Viu Indonesia meluncurkan Program "Ni Hao Beijing" yang memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk memenangkan perjalanan wisata ke China dengan menonton di platform Viu sebanyak-banyaknya selama 1 Agustus - 30 September 2024.
Wisata ke China: Telkomsel dan Viu Indonesia Luncurkan Ni Hao Beijing
Bank sentral China memangkas suku bunga pinjaman lima tahun sebagai upaya menghidupkan kembali sektor properti
Ngeri! Pertumbuhan PDB China di 2024 Jadi Sorotan Asia-Pasifik
Daftar negara yang terjerat utang China
Sederet Negara 'Terjerat' Utang China, Indonesia Belum?
face recognition
Tingkatkan Keamanan Data Pribadi, Telkomsel Sukses Uji Teknologi Biometrik di GraPARI
Dalam pidatonya, Sowa'a menekankan bahwa target mereka untuk "Gunungsitoli Hebat" bukanlah sekadar jargon kosong.
KPU Ketuk Palu, Sowa'a Laoli: Gunungsitoli Hebat Bukan Jargon Kosong
Luky Alfirman Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko. (Tangkapan layar youtube PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)
DJPK Bongkar 4 Strategi Pengembangan Daerah Era Prabowo