LiniEkonomi.com - Indonesia mengusulkan tiga gagasan penting dalam penyusunan Rencana Strategis Pilar Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) Strategic Plan 2026-2030.
Ketiga gagasan penting tersebut meliputi mengatasi agenda ketahanan ASEAN dan koordinasi lintas pilar, revitalisasi sektor prioritas ASEAN, serta uji coba mekanisme koordinasi lintas pilar pada sektor terpilih yaitu transformasi digital dan teknologi.
Tutur Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi, dalam pertemuan ke-45 Gugus Tugas ASEAN untuk Integrasi Ekonomi atau High-Level Task Force on ASEAN Economic Integration (HLTF-EI) di Vang Vieng, Laos, berlangsung 19-21 Februari 2024.
Deputi Edi menjelaskan bahwa tantangan ASEAN ke depan semakin kompleks mulai dari ketegangan geopolitik dan geoekonomi. Teknologi hijau, kecerdasan buatan, hingga perubahan iklim. Sementara sisi lain, banyak anggota ASEAN memiliki target pertumbuhan nasional yang tinggi.
"Untuk mencapai hal ini, kita perlu memiliki strategi untuk mengatasi gangguan di masa depan. Mengembangkan sektor dengan potensi pertumbuhan yang tinggi dan merangkul megatren seperti digitalisasi dan transisi hijau," ujar Edi.
Terkait gagasan ketahanan ASEAN dan koordinasi lintas pilar, Edi mengusulkan pembentukan platform bagi ketiga pilar ASEAN. Hal ini untuk berbagi pekerjaan dan rencana dalam mendukung ketahanan ASEAN. Berharap platform inidapat meningkatkan sinergi dan mengidentifikasi kolaborasi bersama.
Kemudian, untuk revitalisasi sektor prioritas ASEAN, Edi melihat peluang menghidupkan kembali kerja sama di sektor-sektor tertentu guna mendorong pertumbuhan perdagangan dan investasi lebih tinggi di kawasan.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat, Tantangan 2024
Selanjutnya, mekanisme koordinasi lintas pilar ASEAN perlu uji coba terlebih dahulu pada sektor prioritas. Salah satunya transformasi digital dan teknologi, untuk melihat efektivitas dan efisiensinya. [*]