Saham Asia Berfluktuasi, Indeks Wall Street Cetak Rekor

Indeks utama bursa saham di Wall Street mencatat rekor tertinggi, sementara saham-saham Asia berfluktuasi pada perdagangan Kamis (28/3/2024). Mari simak perkembangannya.

Saham Asia Berfluktuasi, Indeks Wall Street Cetak Rekor [Canva/Kariadil Harefa/LiniEkonomi]

LiniEkonomi.com - Perkembangan terkini di pasar saham global menunjukkan tren yang beragam. Saham-saham di kawasan Asia berfluktuasi pada perdagangan Kamis (28/3/2024), sementara indeks utama Wall Street mencatatkan rekor tertinggi pada hari sebelumnya.

Mengutip laporan Asosiasi Pers (AP), bursa saham Jepang, Nikkei 225, tergelincir 1,2 persenmenjadi 40.283,44 pada sesi perdagangan di Tokyo. Sementara itu, Kospi di Seoul juga mengalami penurunan tipis sebesar 0,1 persen, menutup hari pada level 2.751,22.

Namun, pasar saham Tiongkok berhasil membalikkan arah setelah kerugian pada hari sebelumnya. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,1 persen menjadi 16.579,99, dan Shanghai Composite bertambah 1,2 persen menjadi 3.029,01.

Di wilayah Asia Pasifik lainnya, S&P/ASX 200 Australia melonjak 0,9% menuju 7.887,00, sedangkan Taiex Taiwan relatif stagnan pada penutupan perdagangan hari ini.

Sementara itu, indeks acuan Wall Street mencatatkan rekor tertinggi pada perdagangan Rabu (27/3/2024). S&P 500 meningkat 0,9 persen(%) menjadi 5.248,49, mencetak level tertinggi sepanjang masa. Dow Jones Industrial Average juga meroket 1,2 persen mencapai 39.760,08, sementara komposit Nasdaq menanjak 0,5 persen (%) ke posisi 16.399,52.

Beberapa saham unggulan mencatatkan pergerakan signifikan, termasuk kenaikan saham Merck sebesar 5 persen setelah regulator federal menyetujui pengobatannya untuk penyakit langka. Selain itu, saham Trump Media & Technology Group juga melonjak 14,2 persen.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah acuan AS (WTI) menguat 38 sen menjadi US$ 81,73 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Adapun, harga minyak mentah Brent meningkat 33 sen menjadi US$ 85,74 per barel.

Dalam perdagangan mata uang, dolar AS menguat terhadap yen Jepang menjadi 151,37 yen, sementara euro melemah menjadi US$ 1,0822.

Dengan perkembangan ini, investor dan pelaku pasar akan terus memantau pergerakan saham global di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.

Baca Juga: Ramalan Harga XRP 2024-2033: Berpotensi Meroket di Masa Depan

India Alami Defisit Transaksi

Sementara itu terjadi defisit transaksi di India, mencatatkan 1,2 persen pada kuartal 2023. Ini akibat ekspor jasa di negara tersebut minim terutama pada produk domestik bruto.

Kalau membandingkan pada kuartal sebelumnya cuma, negara itu mencatat tahun lalu 11, 4 miliar dolar amerika serikat, sementara tahun ini sangat minim yakni 10,5 miliar dolar AS.

Adapun tahun yang sama waktu itu neraca transaksi berada di pusaran 16,8 miliar dolar Amerika Serikat.

Menurut laporan Reuters, neraca negara itu berkemungkinan defisit mencapai 12,1 miliar dolar dengan pertumbuhan PDB berada di 1,5 persen.

Baca Juga: Nikkei Cetak Rekor Tengah Lesunya Ekonomi Jepang

Masih dari laporan itu, surplus malah kebalik dari jalannya defisit transaksi di India. Yang mana negara itu lebih banyak mengimpor dari pada mengekspor produk mereka. [*]

Sumber Artikel : Berita Satu

Baca Juga

Dorong Transformasi Early-Stage Startup, Telkomsel Gelar NextDev ke-10
Dorong Transformasi Early-Stage Startup, Telkomsel Gelar NextDev ke-10
Blusukan ke Pedagang Ikan di Pantai Moawo, Sowa'a Laoli Siap Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan
Blusukan di Pantai Moawo, Sowa'a Laoli Siap Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan
Paslon SMART 02 Bagikan Jam Dinding SMART Buat Pedagang Pasar Gunungsitoli
Paslon SMART 02 Bagikan Jam Dinding Buat Pedagang Pasar Gunungsitoli
YOGYAKARTA, LINIEKONOMI.COM - Belum lama ini Telkomsel Jaga Cita sukses hadir untuk pendidikan yang adaptif, inklusif di Indonesia.
Telkomsel Jaga Cita untuk Ekosistem Digital Pendidikan Indonesia
IHSG terkoreksi 1,26% ke level 7.290,9, namun saham PTIS dan FMII justru meroket hingga batas Auto Rejection Atas. Simak analisis lengkap pergerakan saham di tengah volatilitas pasar.
Dua Saham Ini Meroket Hingga Auto Rejection, Efek IHSG 1,26 Persen
Harga Emas Turun Rp 1.000 Per Gram Hari Ini, Masih Untung Rp 293 Juta Sejak Awal 2023
Harga Emas Antam Anjlok Rp 30.000 per Gram, Terparah Selama 2024