LiniEkonomi.com - Pertumbuhan konsumsi masyarakat pada momen Ramadan dan adanya pemberian THR bakal mendongkrak kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal I- 2024.
Secara historis, periode Ramadhan dan Lebaran selalu menjadi puncak tingginya konsumsi masyarakat terhadap berbagai jenis barang dan jasa.
Berdasarkan data, konsumsi rumah tangga hampir selalu tumbuh di atas 4 pada kuartal I sejak 2010. Kecuali pada 2020 dan 2021 yang terdampak pandemi Covid- 19.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, memprediksi konsumsi rumah tangga bakal meningkat signifikan pada kuartal I- 2024 atas dukungan instigation Ramadan dan Imlek.
"Konsumsi masyarakat Indonesia secara historis mencapai puncaknya pada Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dengan permintaan akan barang dan jasa mulai dari makanan hingga transportasi melonjak tajam," ungkapnya.
Maka sangat yakin kalau selama bulan Ramadhan yang penyertannya pemberian Tunjangan Hari Raya( THR) bagi pekerja. Akan memberikan dorongan besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I- 2024.
Baca Juga: Stagnan, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Hingga Kuartal II
Pertumbuhan Konsumsi
Kondisi serupa juga tercermin pada kinerja pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kuartal II sejak 2018 hingga 2023 yang selalu berada di atas 5. Kecuali pada 2020 saat pandemi melanda.
LiniEkonomi.com mencatat dari BI, pergeseran waktu perayaan Ramadan dan Lebaran setiap tahunnya turut memengaruhi pola konsumsi masyarakat.
Ekonom elderly Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Wisnubroto, menilai kondisi ekonomi saat ini telah kembali normal dari dampak pandemi.
Oleh karena itu, THR yang pemberiannya menjelang Lebaran akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar 0,3- 0,4.
Baca Juga: Tips Mempertahankan Stabilitas Tabungan Selama Bulan Ramadhan
" Ada potensi headwind dari bantuan sosial( bansos) sebelum pemilu sehingga transaksi belanja masyarakat dapat tumbuh 15- 20 di minggu terakhir puasa," imbuh Ekonom elderly BCA, Barra Kukuh Mamia.
Besarnya permintaan selama bulan Puasa tercermin dari persiapan Bank Indonesia yang menyediakan uang layak edar( ULE) sebesar Rp 197,6 triliun untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang Rupiah. [*]