Jakarta, LiniEkonomi.com - Qazwa, platform peer-to-peer (P2P) financing berbasis syariah, telah resmi menjalin kerja sama dengan eJahit untuk menyediakan akses permodalan hingga Rp50 miliar bagi pelaku bisnis fesyen di Indonesia. Kolaborasi ini tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024.
Kerja sama tersebut difokuskan pada lima kota utama yaitu Jakarta, Bandung, Bogor, Sukabumi, dan Solo. Melalui kemitraan ini, Qazwa dan eJahit menargetkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor fesyen yang membutuhkan permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis.
Chief Executive Officer (CEO) Qazwa, Dikry Paren, menyampaikan bahwa mayoritas UMKM di Indonesia masih mengandalkan sumber pendanaan pribadi, yakni sebesar 71 persen menggunakan modal sendiri atau dari keluarga. Menurutnya, hal ini menjadi kendala bagi perkembangan bisnis mereka.
"Kerja sama ini bertujuan untuk mempermudah akses permodalan bagi pemilik merek fesyen lokal, sehingga mereka bisa mengembangkan usaha dengan aman dan fleksibel," ujar Dikry di Jakarta, Kamis.
Industri fesyen, lanjut Dikry, berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia dengan sumbangan sebesar 17,7 persen atau senilai Rp225 triliun. Bahkan, pada tahun 2022, nilai ekspor sektor ekonomi kreatif mencapai 16,5 miliar dolar AS.
Namun, pertumbuhan sektor ini masih terhambat oleh derasnya arus produk tekstil impor, yang membuat industri tekstil domestik mengalami penurunan hingga 0,03 persen secara tahunan (yoy).
Qazwa, yang telah beroperasi sejak 2016, memiliki portofolio luas dalam penyaluran pembiayaan kepada lebih dari 200 penerima kredibel di berbagai industri, termasuk properti dan fesyen.
Hingga Oktober 2024, Qazwa telah menyalurkan lebih dari Rp250 miliar, dengan alokasi Rp13 miliar khusus untuk sektor fesyen. Ini adalah kolaborasi pertama Qazwa dengan eJahit, sebuah perusahaan rintisan (startup) yang memiliki fokus pada penyediaan jasa manufaktur fesyen lokal.
Chief Marketing Officer eJahit, Khairunnisa, menjelaskan bahwa eJahit hadir untuk mendukung para pemilik merek fesyen lokal dalam mencari mitra produksi yang terpercaya dan berkualitas.
"eJahit menawarkan solusi lengkap mulai dari desain, pengadaan bahan, pembuatan sampel, hingga produksi masal. Kami juga memberdayakan para penjahit lokal terbaik untuk memastikan kualitas produksi yang maksimal," jelasnya.
Model Ecosystem Financing
Kerja sama ini menggunakan model ecosystem financing, yang memungkinkan pemilik merek fesyen lokal mendapatkan keleluasaan dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi produk. Khairunnisa menambahkan, "Dengan lebih dari 300 jenis bahan yang tersedia serta proses quality control berlapis, kami memastikan setiap produk yang dihasilkan sesuai standar. Penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) turut membantu efisiensi penggunaan bahan hingga 15 persen."
BACA JUGA: Bank BJB Dukung Industri Musik Tanah Air Lewat Papandayan Jazz Fest 2024
Kolaborasi dengan eJahit bukanlah pertama kalinya Qazwa menerapkan model ecosystem financing. Sebelumnya, Qazwa telah berhasil menyalurkan dana lebih dari Rp10 miliar kepada pelaku usaha di sektor perikanan dan peternakan melalui kerja sama dengan eFishery dan BroilerX. Pendanaan ini diberikan kepada 30 peternak ayam broiler dan penambak ikan lokal sebagai bagian dari komitmen Qazwa dalam mendukung sektor UMKM.
Mekanisme pembiayaan dalam kerja sama dengan eJahit diharapkan dapat berjalan selama 12 bulan ke depan. Setiap entitas yang tergabung dalam ekosistem eJahit dapat mengajukan permodalan hingga Rp2 miliar dengan tenor 5 hingga 6 bulan. Setelah itu, permintaan dana akan diunggah dalam platform Qazwa untuk proses urun dana (crowdfunding) selama satu minggu, hingga pembiayaan tersebut tercapai.
Dalam menjalankan peran sebagai platform P2P financing berbasis syariah, Qazwa terus mengedepankan kenyamanan, keamanan, dan keuntungan bagi para penggunanya. "Kami konsisten memberikan kemudahan proses pendaftaran, transparansi dalam pengajuan, serta waktu pengajuan yang cepat. Hal ini kami lakukan agar UMKM lokal di sektor fesyen dapat mengembangkan kapasitasnya hingga memiliki daya saing global," tutup Dikry. [*]