JAKARTA, LINIEKONOMI.COM - Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap dilaksanakan selama bulan puasa Ramadan 1446 H.
Pola menerapkan dengan mekanisme baru yang memungkinkan siswa membawa pulang makanan tersebut. Hal itu kata Kepala BGN, Dadan Hindayana kepada LiniEkonomi.com via keterangan resmi.
Dadan menegaskan komitmen pemerintah untuk melanjutkan program ini meski dalam bulan puasa dengan penyesuaian tertentu agar tetap memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah.
"Untuk Ramadan tetap dilaksanakan. Jadi kalau sekolah masuk maka program makan bergizi tetap dilaksanakan. Tetapi mekanismenya berbeda seperti hari biasa, di mana kita akan berikan makan bergizi itu untuk dibawa pulang," kutip dari Dadan, Senin kemarin (24/2/2025).
Dadan Hindayana menambahkan, bagi siswa yang menjalankan ibadah puasa, makanan tersebut dapat disantap saat berbuka. Sementara bagi siswa yang tidak berpuasa, mereka dapat mengonsumsi makanan tersebut di sekolah secara diskret atau menikmatinya di rumah.
Menu Tahan Lama
Badan Gizi Nasional memperhatikan aspek ketahanan makanan yang disediakan selama Ramadan.
Pihaknya merancang menu-menu yang tidak mudah rusak dan tetap segar hingga waktu berbuka puasa.
"Kami menyediakan berbagai pilihan makanan yang tahan lama seperti susu, telur rebus, kurma, kue kering fortifikasi, buah-buahan, dan sesekali menu spesial seperti bubur kacang hijau atau kolak," ungkap Dadan.
Meskipun terdapat perubahan bentuk makanan, Dadan memastikan bahwa komposisi nutrisi tetap dipertahankan sesuai standar gizi seimbang.
"Yang jelas sumber komposisi gizinya tetap, di mana di situ ada protein, karbohidrat, dan ada serat," tegas Dadan.
Sistem Kemasan Ramah Lingkungan
Program MBG tahun ini mengusung inovasi baru dalam sistem pengemasan. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang menggunakan paperbag sekali pakai, BGN kini mengimplementasikan sistem kantong atau stray food yang dapat digunakan berulang kali.
"Kami telah melakukan uji coba di Sukabumi, Jawa Barat, dengan sistem itu yang dapat dibawa pulang oleh siswa dan dikembalikan keesokan harinya untuk ditukar dengan kantong baru berisi makanan," jelas Dadan.
Sistem ini dinilai memberikan manfaat ganda: mengurangi sampah plastik dan sekaligus melatih kedisiplinan para siswa dalam mengelola barang-barang yang dipinjamkan kepada mereka.
"Ini merupakan bentuk edukasi lingkungan sekaligus pendidikan karakter yang kami integrasikan dalam program MBG," ucap Dadan Hindayana menambahkan .
Sama untuk Semua Daerah

Ketika ditanya mengenai pelaksanaan program MBG di daerah dengan mayoritas penduduk non-muslim, Dadan menyatakan bahwa BGN memutuskan untuk memberikan perlakuan yang sama dengan daerah-daerah lainnya.
"Terdapat usulan agar daerah dengan mayoritas non-muslim tetap menyediakan makanan seperti biasa selama Ramadan. Namun untuk saat ini, kami memutuskan menerapkan mekanisme yang sama di seluruh wilayah Indonesia," ujar Dadan.
Meski demikian, BGN tidak menutup kemungkinan untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian setelah program berjalan beberapa waktu.
"Nanti kita akan evaluasi setelah berjalan satu minggu begitu, apakah di daerah yang non-muslim sama seperti yang pada umumnya atau diberikan perlakuan khusus," katanya.
Program MBG akan terus berlangsung hingga menjelang perayaan Idulfitri. Kebijakan ini berlaku untuk seluruh siswa penerima manfaat, tanpa memandang latar belakang agama.
Badan Gizi Nasional atau BGN berharap program MBG Makanan Bergizi Gratis tidak hanya bermanfaat secara langsung bagi siswa, tetapi juga dapat menjadi contoh bagi para orangtua dalam menyajikan makanan sehat di rumah, terutama selama bulan Ramadan.
"Bulan puasa seringkali identik dengan konsumsi makanan manis dan berminyak yang berlebihan, terutama saat berbuka. Melalui program ini, kami ingin mengedukasi masyarakat bahwa makanan sehat tetap penting selama Ramadan."
Ia menekankan pentingnya menyajikan makanan bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan anak-anak selama bulan puasa.
"Kita memberikan makanan yang segar setiap hari, mengurangi kandungan gula yang terlalu berlebihan, dan menyajikan makanan-makanan yang sehat. Mudah-mudahan bentuk makanan yang diberikan oleh Badan Gizi bisa dicontoh di rumah masing-masing."
Baca Juga: Walikota Sowa'a Laoli Tinjau Program Makanan Bergizi Gratis Gunungsitoli
Baca Juga: Ibu Bekerja di Dapur Sehat, Anak Makan Bergizi ala Prabowo
Menarik: BGN Targetkan 30 Ribu Dapur Sehat Tahun Ini, 576 SPPG Beroperasi di 38 Provinsi
Dengan inovasi ini, pemerintah melalui BGN menunjukkan komitmennya untuk terus memberikan asupan gizi berkualitas bagi anak-anak sekolah, bahkan dalam situasi khusus seperti bulan Ramadan.
Program MBG sendiri merupakan salah satu kebijakan strategis pemerintah dalam upaya menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sejak dini melalui pemenuhan kebutuhan gizi anak sekolah. [*]