JAKARTA, LINIEKONOMI.COM - Seruan-seruan tolak Program Makan Bergizi Gratis terjadi di Papua. Kendati demikian, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Prof Dadan Hindayana buka suara.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini, mendapat penolakan melalui aksi demonstrasi ribuan pelajar Papua.
"Kami memberikan hak kepada anak-anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan kelompok penerima manfaat lainnya. Jika ada yang memilih untuk tidak menerima haknya, kami menghormati keputusan tersebut," ujar Prof Dadan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2/2025).
Prof Dadan menegaskan bahwa penolakan tersebut tidak menghalangi pelaksanaan program MBG di wilayah Papua. BGN memandang hal ini sebagai pilihan individual dan tetap membuka kesempatan bagi pelajar yang ingin memanfaatkan program tersebut.
Sebelumnya aksi demonstrasi penolakan program MBG mulai terlihat pada Senin (17/2/2025) di berbagai wilayah Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Tengah.
Para demonstran yang mayoritas mengenakan seragam sekolah putih-biru dan abu-abu-biru menyuarakan tuntutan berbeda.
Alih-alih program makanan gratis, massa aksi menuntut pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan gratis yang berkualitas, layanan kesehatan yang dapat diakses secara cuma-cuma. Serta peningkatan fasilitas pendidikan daerah.
Baca Juga: IHSG Anjlok 0,78% Pasca Launching Danantara, Simak Analisis Berikut
Menarik: Kategori UMKM yang Berhak Mengajukan Pinjaman KUR 2025: Panduan Lengkap
BGN menekankan bahwa program MBG merupakan inisiatif nasional yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia, termasuk di wilayah Papua. Program ini mencakup berbagai kelompok penerima manfaat.
Meskipun menghadapi penolakan, BGN tetap menjalankan program MBG dengan pendekatan yang inklusif dan memperhatikan aspirasi masyarakat lokal. Lembaga ini membuka ruang dialog untuk menyempurnakan implementasi program sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. [AI]