LiniEkonomi.com - Indeks Nikkei 225 kembali mencetak rekor pada perdagangan Kamis (22/2/2024) di tengah lesunya perekonomian Jepang tahun lalu. Bahkan, kinerja Nikkei lebih baik dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini.
Pada pukul 11.40 WIB, Nikkei 225 melonjak 1,55 persen ke level 38.855,6. Nikkei sempat menyentuh level tertinggi 39.029 pada pukul 10.30 WIB, level tertinggi dalam 30 tahun terakhir.
Sentimen positif datang dari kinerja keuangan Nvidia AS yang penjualannya naik tiga kali lipat. Hal ini membantu Nikkei menguat. Tokyo Electron yang memproduksi peralatan semikonduktor, naik 5 persen. SoftBank Group yang berinvestasi di perusahaan teknologi, juga naik 5 persen.
Sementara itu, IHSG baru mencatat rekor dua kali sepanjang tahun ini. IHSG cenderung bergerak sideways meski sempat menyentuh level tertinggi.
Rekor Nikkei mengingatkan investor butuh waktu lama bagi pasar pulih dari kondisi lesu. Nikkei memerlukan 34 tahun untuk mencapai rekor tertinggi tahun 1989, sementara Dow Jones AS naik 14 kali lipat.
Rekor Nikkei terjadi meski ekonomi Jepang melambat. PDB nominal tumbuh 5,7 persen pada 2023 ke level 591 triliun yen. Neraca dagang Januari defisit 1,75 triliun yen meski membaik dari Desember 2023.
Ekspor naik 11,9 persen year on year (yoy), sedangkan impor turun 9,6 persen yoy. Data awal aktivitas manufaktur Februari yang tercermin dari PMI kembali kontraksi ke level 47,2.
Reformasi tata kelola perusahaan mendorong perusahaan tingkatkan keuntungan pemegang saham lewat buyback dan dividen. Pelemahan yen juga tingkatkan keuntungan korporasi.
Baca Juga: Indeks Bursa Malaysia Tutup di Zona Merah Akibat Sentimen Amerika Serikat
Ekspektasi kenaikan upah terus mendorong reli pasar saham menurut ekonom SMBC Ryota Abe. Pemimpin bisnis mempertimbangkan kenaikan upah menghadapi inflasi.
Menurut laporam CNBC, kalau Indeks Nikkei 225 di Jepang amblas 0,26 persen atau berada pada posisi 38.262,16.
Pemicunya usai ambruknya bisnis pabrikan Jepang pada Februari 2024 dengan nilai 1. Harga tersebut bahkan hancur total dari pada bulan sebelumnya.
Sementara indeks Hang Seng naik 3 persen, kenaikan itu sebelum terjadinya pemangkasan 1,86 persen pada jam dagang terakhir. Hang Seng naik atas dorongan sektor kesehatan, teknologi maupun properti. [*]