LiniEkonomi.com - (ETF GBTC) Grayscale Bitcoin Trust mempertahankan biaya manajemen tahunan 1,5% meski aliran keluar dana signifikan.
Apakah strategi jangka panjang atau kesalahan perhitungan? Mengungkap misteri di baliknya.
Dalam dunia kripto yang penuh kejutan, Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) menjadi sorotan. Dengan mempertahankan biaya manajemen tahunan yang tinggi, yakni 1,5 persen.
Meskipun mengalami aliran keluar dana yang signifikan. Keputusan ini memunculkan pertanyaan, apakah ini bagian dari strategi jangka panjang atau sekadar kesalahan perhitungan?
Data menunjukkan bahwa sejak peluncurannya pada 11 Januari, GBTC mengalami aliran keluar dana harian dengan total mencapai lebih dari $14 miliar hingga 25 Maret.
Meski demikian, Grayscale tetap bertahan dengan biaya manajemen yang lima kali lipat dari rata-rata ETF Bitcoin spot lainnya.
Jim Bianco, pendiri Bianco Research dan mantan analis Wall Street, berspekulasi bahwa setidaknya setengah dari aliran keluar GBTC adalah investor yang beralih ke ETF dengan biaya lebih rendah.
Pertanyaannya, apakah Grayscale benar-benar bertaruh pada kesetiaan pemegang GBTC atau hanya mengandalkan kenaikan harga Bitcoin?
Teori di Balik Keputusan Grayscale
Baca Juga: BEI Jajaki Pasar Asing Garap ETF Indonesia
Ada dua kemungkinan alasan di balik keputusan Grayscale untuk tidak menurunkan biayanya.
Pertama, Grayscale mungkin berpikir bahwa pemegang GBTC tidak akan pergi karena analisis tagihan pajak mereka menunjukkan bahwa biaya untuk keluar terlalu tinggi.
Kedua, Grayscale mungkin optimis bahwa harga Bitcoin akan "melesat" jauh di atas $100.000 dalam satu atau dua tahun ke depan.
Dengan aset di bawah manajemen hampir $24,7 miliar per 25 Maret, strategi ini bisa menjadi taruhan berisiko.
Dampak pada Pasar dan Harga Bitcoin
Baca Juga: Tips Mempertahankan Stabilitas Tabungan Selama Bulan Ramadhan
Jika harga Bitcoin jatuh, strategi Grayscale ini bisa berakibat bencana, mendorong penjualan GBTC dan membuat pemegang "terjebak" dengan tagihan pajak yang cukup untuk meninggalkan GBTC selamanya.
Sebaliknya, jika harga Bitcoin naik, Grayscale mungkin baik-baik saja dari sisi pendapatan.
Namun, di pasar ETF AS yang sangat kompetitif, keputusan Grayscale ini mungkin tidak menguntungkan jika biaya tinggi tetap dipertahankan.
Apalagi, telah berupaya untuk mengonversi GBTC menjadi ETF, yang mana akan semakin meningkatkan persaingan.
Misteri yang Mengganjal
Pertanyaan besar yang tersisa adalah mengapa Grayscale menghabiskan banyak waktu dan upaya untuk menggugat SEC agar diizinkan mengonversi GBTC menjadi ETF, hanya untuk mengelolanya dengan cara yang akan perlahan "menguras" investor?
Apakah Grayscale meremehkan betapa kompetitifnya pasar ETF AS atau ada alasan lain di balik keputusan mereka?
Baca Juga: Kamu Sipil? Yuk, Bangun Indonesia Bareng PT Virama Karya!
Dengan biaya tinggi yang tetap dari mereka meskipun mengalami aliran keluar dana yang signifikan.
Komunitas kripto dan investor tetap waspada terhadap langkah selanjutnya dari Grayscale dan dampaknya terhadap pasar kripto secara keseluruhan. [*]