LiniEkonomi.com - Capital A Berhad (Capital A) dan AirAsia Group Sdn Bhd (AirAsia Group), jadi entitas baru perusahaan induk AirAsia X Berhad (AirAsia X).
Ini merupakan langkah penting Capital A dan AirAsia sebagai 'Awal Era Baru', dengan melakukan penandatanganan jual beli bersyarat dan pembelian divestasi strategis Capital A sekaligus akuisisi strategis Grup AirAsia atas bisnis penerbangannya (transaksi-red).
Masing-masing dewan direksi sepakat dengan beberapa hal tentang 'awal era baru' antara langkah Capital A Berhad dan Air Asia Group.
Beberapa point tersebut tertuang dalam perjanjian yakni:
- Divestasi AirAsia Aviation Group Limited (AAAGL), yang terdiri dari anak perusahaan AirAsia di Thailand, Indonesia, Filipina dan Kamboja, akan dipenuhi melalui penerbitan saham baru AirAsia Group ke Capital A senilai RM3 miliar. Setelah divestasi ini, Capital A akan segera mendistribusikan saham baru Grup AirAsia senilai RM2,2 miliar kepada pemegang saham Capital A. Setelah selesainya rencana divestasi dan proposal AirAsia X, Capital A memperkirakan akan mempertahankan 18,39 persen (%) saham Grup AirAsia.
- Divestasi AirAsia Berhad, atau dikenal sebagai AirAsia Malaysia, senilai RM3,8 miliar akan lunas atas asumsi Grup AirAsia denga utang Capital A sebesar RM3,8 miliar kepada AirAsia Berhad.
Inti dari masa depan penerbangan tersebut menurut informasi yang masuk ke meja redaksi LiniEkonomi.com, Jumat (26/04/2024), yakni masing-masing pemegang saham bakal mendapat keuntungan seirama terwujudnya aset penerbangan.
Kendati demikian, sebelum strategi baru Capital A dan AirAsia menuju langit yang lebih sukses, maka saham AirAsia X dan status pencatatannya beralih ke Grup AirAsia.
Kemudian penerbitan free warrant, bakal jadi apresiasi atas dukungan dari para pemegang saham. Sekaligus memberi penyertaan modal, kontribusi untuk pertumbuhan bisnis penerbangan yang semakin besar di masa depan.
Selain itu usulan private placement sangat perlu demi memperkuat posisi keuangan Grup AirAsia. Serta meningkatkan basis pemegang saham, likuiditas perdagangan sahamnya.
CEO of Capital A and Advisor Tony Fernandes mengatakan, perjanjian divestasi sekadar transaksi, akan tetapi peluang terhadap sentimen positif untuk meningkatkan bisnis penerbangan.
"Juga dorongan terhadap pertumbuhan, pofitabilitas pada seluruh portofolio bisnis inti non-maskapai penerbangan untuk Capital A," ungkap Tony.
Tony Fernandes mengemukakan, bahwa divestasi memfasilitasi pembeda yang jelas antara portofolio bisnis utama Capital A - grup penerbangan, bisnis digital, dan logistik termasuk layanan penerbangan. Sehingga mampu mengoptimalkan sinergi antar entitas dan memberikan nilai lebih besar bagi seluruh pemangku kepentingan.
Baca Juga: Suka Traveling! Nih Ada Promo Tiket Pesawat Indonesia AirAsia
"Kami antusias menyambut mulainya era baru, tentunya operasi AirAsia dan AAX akan bersatu untuk menciptakan satu jenis armada
yang dapat menjangkau seluruh dunia, tanpa kerumitan yang terkait dengan armada campuran," sela Bo Lingam, Group CEO of AirAsia Aviation Group.
Divestasi ini memang membuka peluang baru, yakni dengan kemampuan jangkauan 7 hingga 10 jam, akan lebih luas dan efisien bahan bakar.
Sehingga awal era baru penerbangan lebih efisien dari pesawat ukuran kecil dari sebelumnya telah terbang.
"Memungkinkan kami menjelajahi destinasi baru dan merintis rute baru yang belum terlayani, yang merupakan ciri khas kesuksesan AirAsia," ungkap Bo Linggam.
Baca Juga: Bursa Saham Asia Menguat Pada Perdagangan Jumat Sore