BP2MI Klaim Tak Ada Pekerja Migran Sumbar di Zona Konflik, Mayoritas di Negara Ini

BP2MI menegaskan tidak ada pekerja migran Sumbar di zona konflik. Mayoritas PMI asal Sumbar bekerja di Jepang dan Malaysia

Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Sumbar Bayu Aryadhi saat diwawancarai di Padang, Rabu (16/10/2024). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Padang, LiniEkonomi.com - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menegaskan tidak ada Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumatera Barat (Sumbar) yang bekerja di negara-negara zona konflik seperti Lebanon dan Palestina. Informasi ini disampaikan oleh Kepala BP3I Provinsi Sumbar, Bayu Aryadhi, dalam pernyataannya di Padang pada Rabu (16/10/2024).

"Berdasarkan data yang kami miliki, saya dapat memastikan bahwa tidak ada warga Provinsi Sumbar yang saat ini bekerja di zona-zona konflik," ujar Bayu Aryadhi.

Meski demikian, Bayu mengungkapkan bahwa sejumlah warga Ranah Minang tercatat bekerja di beberapa negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar. Data BP3MI menunjukkan total 481 WNI asal Sumbar bekerja di berbagai negara, dengan 49 di antaranya berada di negara-negara Timur Tengah dan Eropa.

Dari jumlah tersebut, pekerja migran laki-laki mendominasi dengan 303 orang, sementara pekerja migran perempuan berjumlah 178 orang. "Mayoritas warga Sumatera Barat bekerja di Jepang dan Malaysia," tambah Bayu, kutip RadarSumbar.com

Bayu juga menjelaskan keberagaman profesi yang ditekuni oleh para PMI asal Sumbar. Mereka bekerja di berbagai sektor, mulai dari pekerjaan yang membutuhkan keterampilan khusus, perawat di panti asuhan atau panti jompo, sektor pertanian, konstruksi, terapis, hingga nelayan.

Dalam hal sebaran daerah asal, Kota Padang mencatat angka tertinggi dengan 116 pekerja migran. Posisi kedua ditempati oleh Kabupaten Padang Pariaman dengan 47 pekerja, diikuti oleh Kabupaten Limapuluh Kota yang menyumbang 45 pekerja.

Kabupaten Pesisir Selatan mengirimkan 43 pekerja, sementara 36 orang berasal dari Kabupaten Agam. Kabupaten Tanah Datar berkontribusi dengan 34 pekerja, Pasaman Barat dengan 29 pekerja, dan Solok menyumbang 26 orang. Sisanya tersebar dari berbagai daerah lain di Sumatera Barat.

Informasi ini menjadi penting di tengah meningkatnya perhatian terhadap keselamatan pekerja migran Indonesia, terutama yang berada di wilayah-wilayah rawan konflik. BP2MI terus memantau dan memastikan keamanan para pekerja migran Indonesia di berbagai negara.

Baca Juga: KPU Kabupaten Nias Tetapkan Paslon Kandidat Peserta Pilkada 2024

Dengan tidak adanya PMI asal Sumbar di zona konflik, pemerintah daerah dan pusat dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas dan perlindungan pekerja migran di negara-negara tujuan utama seperti Jepang dan Malaysia. Hal ini juga membuka peluang untuk pengembangan kerjasama bilateral dalam bidang ketenagakerjaan dengan negara-negara tersebut.

Model Daya Saing

Sementara itu, keberagaman profesi yang ditekuni oleh para PMI asal Sumbar menunjukkan adanya peningkatan keterampilan dan kompetensi pekerja Indonesia di kancah internasional. Hal ini dapat menjadi modal penting dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global.

Baca Juga: Cawawako Gunungsitoli Martinus Lase Perkuat Hubungan Masyarakat Bersama Fatinasa Zalukhu

Pemerintah Provinsi Sumbar dan BP2MI senmoga dapat terus meningkatkan program pelatihan dan pembekalan bagi calon PMI, serta memperkuat sistem perlindungan dan pengawasan terhadap pekerja migran yang sudah berada di luar negeri.

Langkah ini penting untuk memastikan kesejahteraan dan keamanan PMI, sekaligus meningkatkan reputasi Indonesia sebagai negara pengirim tenaga kerja berkualitas. [rdr/ant]

Baca Juga

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Barat mengambil sikap tegas terkait polemik yang muncul pasca pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Kadin Indonesia. Melalui pernyataan resmi yang disampaikan oleh Ketua Umum Kadin Sumatera Barat,
Kadin Sumatera Barat Serukan Semua Pihak Hormati Hasil Munaslub Kadin Indonesia
LiniEkonomi.com - Berikut adalah kronologis lengkap mengenai perjalanan upaya perbaikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 13 Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumbar.
Beginilah Kondisi SDN 13 Koto Baru Solok, Dari Harapan hingga Kecewa
Liniekonomi.com - jelajah sumatera 2024: id42ner peduli korban galodo ranah minang. Bantuan Rp20 juta mereka serahkan kepada korban lahar dingin dan galodo Gunung Marapi di Batusangkar.
Jelajah Sumatera 2024: ID42NER Peduli Korban Galodo Ranah Minang
Tim kampanye SMART Gunungsitoli Idanoi gelar rapat pleno perdana, targetkan 12 ribu suara. Martinus Lase ajak tim solid dan kompak demi Gunungsitoli Hebat.
SMART Gunungsitoli Idanoi Rapat Pleno Perdana, Ini Kata Martinus Lase
Martinus Lase, Ketua DPD Golkar Gunungsitoli, ucapkan selamat ulang tahun dan pelantikan kepada Presiden Prabowo Subianto. Ajak masyarakat dukung pemerintahan baru.
Prabowo-Gibran Dilantik, Martinus Lase Calon Wawako Gunungsitoli Ajak Masyarakat Dukung Pemerintahan Baru
Bawaslu Solok mengimbau ASN menjaga netralitas selama Pilkada 2024, dengan pemantauan ketat media sosial untuk mencegah pelanggaran netralitas.
Jaga Netralitas Pilkada 2024: Bawaslu Bidik Akun Medsos ASN