UMKM Raih Berkah Ramadan: Momentum Mendongkrak Omzet Pelaku Usaha Kuliner

UMKM Raih Berkah Ramadan: Momentum Mendongkrak Omzet Pelaku Usaha Kuliner

PLN berdayakan UMKM di Lampung. [Foto: Humas PLN]

JAKARTA, LINIEKONOMI.COM - Ramadan telah menjadi periode emas bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia.

Fenomena peningkatan konsumsi selama bulan suci membawa angin segar bagi para pengusaha UMKM, terutama dalam sektor kuliner yang mengalami lonjakan signifikan dalam penjualan dan pendapatan.

Sekretaris Kementerian UMKM Arif Rahman Hakim mengungkapkan bahwa Ramadan merupakan periode krusial bagi para pelaku UMKM, khususnya yang beroperasi dalam industri kuliner.

Menurut Hakim, momen Ramadan tahun lalu yang diwarnai fenomena "war takjil" di berbagai platform media sosial berhasil mendorong peningkatan pendapatan signifikan bagi pelaku usaha UMKM di sektor makanan.

"Kita menyaksikan bagaimana fenomena war takjil yang viral di media sosial pada tahun lalu memberikan dampak positif terhadap peningkatan penghasilan pelaku UMKM sektor kuliner," ungkap Sesmen UMKM dalam pernyataannya.

Beliau berharap momentum serupa dapat kembali terjadi pada Ramadan tahun ini, dengan pelaku UMKM mampu memanfaatkan berbagai kemudahan yang disediakan pemerintah secara optimal.

"Pemerintah telah menyediakan berbagai kemudahan dan perlindungan meliputi izin dan legalitas usaha, alokasi khusus pada area publik, pengawasan kualitas, hingga dukungan pendanaan. Semua ini merupakan bentuk kehadiran pemerintah untuk menjamin pelaku UMKM dapat beroperasi dengan aman dan nyaman, serta memastikan kualitas makanan dan produk yang dijual memenuhi standar keamanan konsumsi," jelasnya.

Menurut Sesmen UMKM, berbagai kemudahan tersebut diharapkan mempermudah pengusaha UMKM dalam meningkatkan penjualan selama periode Ramadan yang menjadi masa strategis dalam kalender bisnis.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Ramadan 1446 H/2025 Kota Gunungsitoli Lengkap Selama Sebulan

Berdasarkan catatan Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) selama periode 2020-2023 mengalami peningkatan konsisten menjelang Ramadan.

Optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian pada periode tersebut menjadi peluang emas yang dimanfaatkan pelaku UMKM untuk meningkatkan pendapatan.

Data tunggal Kementerian UMKM mencatat bahwa subsektor kuliner di Indonesia diisi oleh sekitar 2,9 juta orang pengusaha.

Sementara itu, data Kementerian Perindustrian pada triwulan III tahun 2024 menunjukkan industri makanan dan minuman (mamin) bertumbuh sebesar 5,82 persen, melampaui pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang tercatat sebesar 4,95 persen.

Pencapaian tersebut membuat industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 40,17 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas. Angka ini menjadikan sektor mamin sebagai subsektor dengan kontribusi PDB terbesar di Indonesia.

Hasil kajian yang dilakukan oleh Zahra Kemala Nindita Murad, Dosen Departemen Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama perputaran uang selama Ramadan bagi UMKM berasal dari momen buka puasa.

Momen ini sering dimanfaatkan sebagai kesempatan berkumpul dengan kerabat, teman, keluarga, hingga mitra bisnis yang secara tidak langsung mendorong konsumsi.

Kisah Sukses Pempek Nyai: Tiga Kali Lipat Omzet Saat Ramadan

Farida, pengusaha UMKM skala mikro yang mengembangkan usaha pempek dengan merek Pempek Nyai di Kota Sukabumi, membagikan pengalaman suksesnya. Sejak akhir 2019, usahanya selalu mengalami "musim panen" setiap kali Ramadan tiba.

"Bulan Ramadan menjadi periode emas bagi usaha kami, dengan omzet yang bisa meningkat hingga tiga kali lipat dari pencapaian normal sebesar Rp30 juta hingga Rp40 juta per bulan," ungkap Farida saat ditemui di Sukabumi pada akhir Februari 2025.

Menariknya, meskipun pempek bukan termasuk kategori makanan pokok dan juga bukan kuliner khas Sukabumi, penjualan Pempek Nyai justru mengalami lonjakan karena menjadi salah satu pilihan favorit untuk hidangan berbuka puasa. Tak hanya itu, produk ini juga diminati sebagai hampers atau bingkisan saat lebaran.

"Sejak awal berdiri, Pempek Nyai berkomitmen menyajikan pempek dengan cita rasa asli dan otentik. Ini mungkin menjadi alasan utama mengapa produk kami dicari banyak orang di Sukabumi. Selain sebagai menu kudapan saat berbuka, kami juga menyediakan paket hampers untuk lebaran. Biasanya saat lebaran, orang-orang mencari makanan yang segar, dan banyak konsumen yang cocok dengan cuko kami," jelasnya.

Menarik: Sistem Take Home: Program Makan Bergizi Gratis Tetap Berjalan selama Puasa Ramadan

Pengalaman serupa juga dirasakan oleh pelaku usaha kuliner dengan skala yang lebih besar. Lawless Burgerbar Asia, yang dikenal dengan merek dagang Lawless Burger, menjadi salah satu standar gaya hidup kaum urban Jakarta yang juga merasakan peningkatan penjualan selama Ramadan.

Sammy, CEO Lawless Burger, mengungkapkan, "Memang terjadi peningkatan penjualan selama bulan puasa, meskipun tidak terlalu signifikan pada minggu pertama. Biasanya peningkatan terjadi mulai minggu kedua hingga akhir Ramadan. Hal ini disebabkan karena pada minggu pertama, masyarakat cenderung berbuka puasa di rumah bersama keluarga, di kantor, atau acara lainnya."

Yang menarik, menurut Sammy, justru penjualan setelah Idulfitri mengalami peningkatan yang jauh lebih pesat. Bahkan pada tahun-tahun sebelumnya, Lawless harus merekrut pekerja paruh waktu tambahan untuk mengakomodasi lonjakan pelanggan.

"Kemungkinan besar hal ini terjadi karena masyarakat yang selama sebulan tidak bisa makan siang tiba-tiba bisa menikmatinya kembali. Pelanggan membludak! Lawless terpaksa mendatangkan pekerja harian tambahan, yang biasanya hanya kami rekrut khusus untuk melayani pelanggan di akhir pekan," ungkap pria yang juga dikenal sebagai bassist band metal ternama Indonesia, Seringai.

Strategi Efisien dalam Menyambut Ramadan

Dengan pengalaman mengelola bisnis kuliner sejak 2017 dan omzet tahunan mencapai lebih dari Rp15 miliar, Sammy dan tim Lawless telah memahami pentingnya langkah-langkah efisien dalam menyambut Ramadan.

Berkat positioning Lawless yang telah menjadi top of mind di kalangan pencinta burger, partisipasi dalam bazar-bazar tidak lagi menjadi prioritas. Sammy berpendapat bahwa fokus kini adalah mempertahankan reputasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

"Untuk persiapan Ramadan tahun ini, kami lebih fokus pada pengembangan menu spesial Ramadan dan paket-paket untuk kebersamaan. Misalnya, kami menyiapkan paket berbuka puasa dan paket untuk potluck. Selain itu, kami juga memastikan kesiapan seluruh outlet untuk menghadapi peningkatan jumlah pelanggan," jelasnya.

Faktor Pendorong Peningkatan Konsumsi Selama Ramadan

Peningkatan konsumsi selama Ramadan tidak terjadi secara kebetulan. Terdapat beberapa faktor yang mendorong fenomena ini, seperti perubahan pola konsumsi masyarakat, tradisi berbuka puasa bersama, serta meningkatnya kebutuhan akan hampers dan bingkisan menjelang Idulfitri.

Tradisi berbuka puasa bersama keluarga, teman, atau kolega bisnis telah menjadi budaya yang mengakar di masyarakat Indonesia. Momen ini menciptakan permintaan tinggi terhadap berbagai jenis makanan dan minuman, termasuk takjil, menu utama untuk berbuka puasa, hingga hidangan untuk sahur.

Selain itu, tradisi bertukar hampers dan bingkisan menjelang Idulfitri juga mendorong peningkatan permintaan terhadap produk makanan dan minuman yang tahan lama. Hal ini menjadi peluang bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan produk-produk inovatif yang sesuai dengan kebutuhan pasar selama periode tersebut.

Baca Juga: Tips dan Cara Memaksimalkan Ibadah Selama Bulan Ramadan dengan Jadwal Akurat

Di era digital seperti sekarang, pemanfaatan platform digital dan media sosial menjadi strategi efektif bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan visibilitas dan penjualan produk selama Ramadan. Fenomena "war takjil" yang viral di media sosial pada tahun lalu membuktikan bahwa digitalisasi membuka peluang besar bagi pelaku UMKM untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.

Penggunaan platform e-commerce, aplikasi pengantaran makanan, dan media sosial memungkinkan pelaku UMKM untuk memperluas jangkauan pasar tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk membuka outlet fisik. Strategi pemasaran digital yang efektif juga membantu pelaku UMKM dalam membangun brand awareness dan loyalitas konsumen.

Baca Juga: Tenant Ayam Asogu Menarik Perhatian Istri Menteri UMKM Tina Astari Maman

Meskipun Ramadan menawarkan peluang besar bagi pelaku UMKM, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi, seperti persaingan yang semakin ketat, fluktuasi harga bahan baku, serta keterbatasan kapasitas produksi untuk mengakomodasi lonjakan permintaan.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, pelaku UMKM perlu mengembangkan strategi yang tepat, seperti melakukan perencanaan produksi yang matang, menjalin kerja sama dengan pemasok bahan baku yang terpercaya, serta mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Dukungan pemerintah melalui berbagai program dan kebijakan, seperti kemudahan izin usaha dan akses pendanaan, juga berperan penting dalam membantu pelaku UMKM menghadapi tantangan selama Ramadan.

Momentum positif yang tercipta selama Ramadan dapat menjadi landasan bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha secara berkelanjutan.

Pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh selama periode tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk, memperluas jaringan pemasaran, serta mengembangkan inovasi baru.

Pasca Ramadan, pelaku UMKM perlu mempertahankan hubungan baik dengan konsumen yang telah jangkau selama bulan suci. Strategi retensi pelanggan yang efektif, seperti program loyalitas dan promosi berkala, dapat membantu pelaku UMKM dalam mempertahankan basis konsumen.

Baca Juga: Perkuat Ekonomi Umat: Fatinasa Zalukhu dan Golkar Gunungsitoli Berbagi Takjil

Pengembangan ekosistem UMKM yang kondusif memerlukan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, asosiasi bisnis, serta pelaku usaha besar.

Sinergi ini penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM di Indonesia.

Pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga tidak kalah penting. Pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM dapat membantu dalam mengembangkan keterampilan manajerial, pemasaran, dan keuangan yang diperlukan untuk mengelola usaha secara profesional. [*]

Baca Juga

Sundown Markette Gandeng APJI Hadirkan Pengalaman Kuliner Berkualitas di GBK
Sundown Markette Gandeng APJI Hadirkan Pengalaman Kuliner Berkualitas di GBK
Istri Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Tina Astari Maman, mengunjungi Sundown Markette yang berlokasi di kawasan Taman Softball, Gelora Bung Karno (GBK) pada Kamis (6/3/2025).
Tenant Ayam Asogu Menarik Perhatian Istri Menteri UMKM Tina Astari Maman
Anggota DPRD Kota Gunungsitoli dari Partai Golkar, Fatinasa Zalukhu bagi-bagi takjil kepada warga yang menjalankan ibadah puasa, Rabu (5/3/2025)
Perkuat Ekonomi Umat: Fatinasa Zalukhu dan Golkar Gunungsitoli Berbagi Takjil
Jadikan Ramadan Terbaikmu, Telkomsel Siaga 2025 Hadirkan Konetivitas Andal
Jadikan Ramadan Terbaikmu, Telkomsel Siaga 2025 Hadirkan Konetivitas Andal
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) jangan hanya tahu terima bantuan sesaat. Hal itu tegas Menteri UMKM, Maman Abdurrahman.
Maman Abdurrahman: UMKM Jangan Hanya Terima Bantuan Sesaat
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Ramadan 1446 H/2025 Kota Gunungsitoli Lengkap Selama Sebulan
LENGKAP: Jadwal Imsakiyah Ramadan 1446 H/2025 Kabupaten Nias