JAKARTA, LINIEKONOMI.COM - Mendagri Tito Karnavian mengamuk lantaran anggaran stunting seyogianya 10 miliar cuma sampai pada rakyat Rp 2 miliar.
Hal ini setelah terbongkarnya penggunaan anggaran stunting Rp 8 miliar habis untuk administratif, sedangkan 2 miliar untuk kebutuhan rakyat.
Tito Karnavian sangat prihatin dalam pengelolaan aggaran program penanganan stunting di berbagai daerah.
"Rp 8 miliar untuk kebutuhan administratif sangat kurang produktif," kata Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dalam Rapat Koordinasi Nasional Keuangan Daerah yang berlangsung di Jakarta.
Berdasarkan data yang masuk ke LiniEkonomi.com, terdapat rincian penggunaan anggaran tersebut antara lain: Sebesar 6 miliar untuk rapat koordinasi dan studi banding. Kemudian senilai 2 miliar untuk kegiatan evaluasi. Adapun dana Rp 2 miliar untuk pemenuhan gizi ibu hamil dan anak di bawah dua tahun.
Tito secara tegas mengkritik pola pengelolaan anggaran yang ada.
"Kadang terlalu banyak programnya. Rapat ini, rapat itu, katanya untuk penguatan. Tapi kapan kuat-kuatnya kalau semua hanya habis untuk rapat?" ujarnya dalam konferensi pers.
Tito Karnavian menekankan pentingnya daerah meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan mengefisienkan belanja.
Menurutnya, hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pembangunan berkelanjutan dan penguatan kapasitas fiskal daerah.
Salah satu solusi yang diajukan Mendagri adalah percepatan implementasi mal pelayanan publik.
Baca Juga: Pasar Rakyat dan Ikan Gunungsitoli: Potensi Ekonomi dan Dukungan Strategis SMART
Baca Juga: Makan Siang Gratis Prabowo Cair, Ini Kata 3 Menteri
"Buatlah mal layanan publik dengan sistem satu pintu yang memudahkan semuanya," tegasnya.
Kritik Tito bukan sekadar persoalan anggaran, melainkan menyentuh isu strategis kualitas sumber daya manusia. [*]