LiniEkonomi.com - Meski penjualan mobil turun pada awal 2024, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) mencatatkan peningkatan penyaluran pembiayaan dan laba bersih. Berkat strategi inovatif menghadapi tantangan pasar.
Kendati kondisi pasar yang kurang menguntungkan sekalipun tak menghalangi perusahaan untuk meraih pertumbuhan signifikan alias mentereng.
Berdasarkan laporan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) baru-baru ini.
WOM Finance membukukan kenaikan total penyaluran pembiayaan sebesar 27,75 persen (%) secara tahun ke tahun (year-on-year/yoy).
Capaian ini menunjukkan peningkatan dari Rp4,58 triliun di 2022 menjadi Rp5,84 triliun pada akhir 2023.
Tidak hanya itu, laba bersih perusahaan juga mencatat peningkatan mengesankan sebesar 19,64 persen (%) yoy, mencapai Rp236,41 miliar.
Baca Juga: Pendapatan WOM Finance Melonjak, Tembus Rp236,40 Miliar
Kinerja positif ini terjadi meskipun penjualan wholesales mobil di Indonesia menurun dari 94.270 unit, pada Januari 2023 menjadi 69.619 unit pada Januari 2024.
WOM Finance Siapkan 3 Strategi Jitu
Menghadapi kondisi pasar yang penuh tantangan, WOM Finance menerapkan strategi inovatif dengan fokus pada beberapa aspek kunci.
Pertama, perusahaan terus memperkokoh sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti lembaga keuangan dan dealer otomotif, untuk memperluas jangkauan layanan.
"Kami memahami tantangan yang ada, namun kami juga melihat peluang di tengah ketidakpastian. Strategi kami adalah untuk terus berinovasi dan menyesuaikan layanan kami dengan kebutuhan pasar. Sekaligus menjaga keberlanjutan bisnis," ujar Djaja Suryanto Sutandar, Presiden Direktur WOM Finance via rilis ke LiniEkonomi.com.
Kedua, WOM Finance aktif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang baru, terutama pada segmen pembiayaan kendaraan yang masih memiliki potensi pertumbuhan tinggi.
Ketiga, perusahaan menunjukkan kehati-hatian dalam manajemen risiko dengan mempertahankan rasio Non Performing Financing (NPF) Gross pada level 2,08 persen (%), sebagai indikator kesehatan portofolio kredit.
Baca Juga: Adan Kuras Rp241 Juta Harta Keluarga, Iwan Urung Jadi TNI Angkatan Laut
Untuk memastikan likuiditas dan pertumbuhan berkelanjutan, RUPSLB juga menyetujui strategi untuk mengalihkan hak atau menjaminkan sebagian besar atau seluruh piutang perusahaan dalam rangka perolehan pinjaman dan/atau pendanaan dari lembaga keuangan.
Meskipun memprediksi tahun 2024 akan tetap penuh tantangan bagi industri otomotif Indonesia. Djaja menegaskan optimisme WOM Finance.
Kinerja dan strategi WOM Finance merupakan bukti nyata bahwa perusahaan dapat tumbuh dan berkembang di tengah turbulensi pasar, dengan menerapkan strategi yang tepat dan eksekusi yang konsisten. [*]