JAKARTA, LINIEKONOMI.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi program unggulan pemerintah memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Tidak hanya mengatasi masalah gizi masyarakat, program ini terbukti menciptakan peluang kerja baru dan menurunkan angka kemiskinan secara substansial.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa implementasi program MBG memberikan efek multiplier yang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
"Dampak MBG ini sangat luar biasa terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, ekosistem yang terbangun dan penurunan kemiskinan," ungkap Luhut kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (18/3/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan usai melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan. Pada kesempatan yang sama, Luhut menjelaskan bagaimana program ini memberikan dampak nyata pada sektor industri pangan.
Luhut mencontohkan salah satu dampak positif dari program MBG terlihat pada industri telur dan ayam. Menurutnya, kedua komoditas pangan ini telah mengalami surplus selama 20 tahun di Indonesia. Dengan hadirnya program MBG, produksi telur dan ayam bisa terserap dengan optimal.
"Jadi dengan adanya program ini, semua produksi terserap dan menggerakkan ekonomi secara keseluruhan," tambahnya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa program MBG tidak hanya bermanfaat bagi penerima manfaat langsung, tetapi juga menciptakan dampak berganda pada rantai pasok industri pangan, mulai dari petani, peternak, hingga distributor.
Baca Juga: Pemerintah Optimalisasi Peran Koperasi dan Penguatan Industri Susu Lokal
Temuan mengenai dampak positif program MBG diperkuat oleh hasil kajian mendalam yang dipaparkan Anggota DEN Arief Anshory Yusuf. Sebagai ahli kemiskinan, Arief memaparkan data yang menunjukkan potensi besar program ini dalam mengentaskan kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja.
"Program ini sangat bagus sekali dalam konteks pro-job, menciptakan lapangan pekerja baru sampai 1,9 juta, dan kemiskinan bisa berkurang hingga menjadi 5,8 persen," jelas Arief.
Lebih lanjut, Arief menegaskan bahwa manfaat ekonomi program MBG akan optimal jika implementasi program berjalan sesuai rencana. "Kemudian kemiskinan bisa berkurang mencapai 5,8 persen kalau roll out-nya benar, ketimpangan juga akan sangat berkurang," tambahnya.
Baca Juga: Walikota Sowa'a Laoli Tinjau Program Makanan Bergizi Gratis Gunungsitoli
Arief juga menggarisbawahi manfaat ekonomi langsung yang diterima keluarga kurang mampu melalui program MBG. Ia menghitung bahwa satu keluarga dengan tiga anak bisa mendapatkan manfaat ekonomi sekitar Rp600.000 per bulan dari program MBG.
"Kalau satu keluarga punya 3 orang anak, mereka dapat perbulannya bisa mencapai Rp600.000 dari MBG. Ini jauh lebih besar dibandingkan PKH yang sekitar Rp200.000, atau BPNT sekitar Rp200.000," paparnya.
Nilai bantuan yang signifikan ini membantu meningkatkan daya beli masyarakat, terutama untuk kebutuhan pangan bergizi. Peningkatan konsumsi ini pada gilirannya menggerakkan perekonomian dari sisi permintaan.
Baca Juga: Bulog dan Pemerintah Gencar Lakukan Intervensi Pasar Pangan
Untuk memaksimalkan dampak positif program MBG, DEN mengusulkan sejumlah langkah penguatan implementasi. Langkah-langkah tersebut meliputi pelaksanaan business process review secara berkala, audit rutin oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta pelibatan masyarakat dalam pengawasan program.
"Tapi sekali lagi intinya, mari kita jaga bersama, karena ini flagship kita, flagship bangsa ini," tegas Arief.
Penguatan implementasi ini ditujukan untuk menjaga rantai pasok tetap berjalan lancar dan mencegah kebocoran anggaran. Dengan pengawasan yang ketat, diharapkan manfaat program MBG bisa benar-benar sampai kepada yang membutuhkan dan memberikan dampak ekonomi optimal.
Program Strategis Pemerintah
Program MBG merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Implementasi program ini melibatkan berbagai kementerian dan lembaga, termasuk DEN yang bertugas mengawal aspek ekonomi dari program tersebut.
Luhut mengungkapkan bahwa seluruh anggota DEN terkejut melihat potensi dampak ekonomi program MBG berdasarkan kajian yang telah dilakukan. "Kami semua terperangah juga melihat dampak MBG yang sangat luar biasa," ujar Luhut.
Dengan berbagai temuan positif ini, pemerintah semakin yakin bahwa program MBG merupakan investasi strategis yang tidak hanya membantu menurunkan angka gizi buruk, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Untuk memastikan keberlanjutan program MBG, DEN mendorong peran aktif masyarakat dalam pengawasan pelaksanaan program. Pengawasan ini penting untuk memastikan bahwa manfaat program tersalurkan dengan tepat sasaran dan mencegah penyimpangan dalam implementasi.
Baca Juga: Sistem Take Home: Program Makan Bergizi Gratis Tetap Berjalan selama Puasa Ramadan
"Ini program strategis nasional yang membutuhkan dukungan dan pengawasan dari seluruh elemen masyarakat," tambah Arief.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan program MBG bisa berjalan secara berkelanjutan dan memberikan dampak maksimal bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat juga diharapkan berperan aktif dalam memantau pelaksanaan program di tingkat lokal, serta melaporkan jika terdapat penyimpangan atau kendala dalam implementasi program MBG. [*]