LiniEkonomi.com - Pembiayaan kendaraan baru menunjukkan tren positif di tengah fenomena "makan tabungan" yang terjadi akibat melambatnya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).
Data OJK menunjukkan bahwa hingga Desember 2023, pembiayaan sepeda motor baru tumbuh 13,3 persen dan mobil baru 15,3 persen (%) secara tahunan.
Total pembiayaan motor mencapai Rp78,46 triliun, naik dari Rp69,23 triliun. Peningkatan ini didorong membaiknya daya beli masyarakat pascapandemi. Sisi perusahaan pembiayaan, Adira Finance mencatat pertumbuhan baru 31 persen menjadi Rp 41,6 triliun.
Pembiayaan sepeda motor naik 39 persen jadi Rp15,7 triliun dan mobil 26 persen menjadi Rp17,9 triliun.
Perusahaan Pembiayaan Tumbuh
Direktur Utama Adira Finance, I Dewa Made Susila, menilai hal ini lantaran pengaruh membaiknya perekonomian domestik dan daya beli masyarakat.
Corporate Communication Head BFI Finance, Dian Fahmi, menambahkan bahwa mobilitas masyarakat di 2023 kembali normal dan turut mendorong pertumbuhan kredit kendaraan.
Hingga Desember 2023 DPK hanya tumbuh 3,8 persen (%) menjadi Rp 8.234,2 triliun. Survei BI menunjukkan tingkat konsumsi kelas menengah terus meningkat, seiring menurunnya tabungan.
Tingkat konsumsi kelompok berpengeluaran Rp 2,1-3 juta per bulan naik dari 75,1 persen (%) jadi 76,3 persen (%) dari pendapatan, melampaui rata-rata nasional 74,3 persen.
Akibatnya, tabungan mereka turun dari 15,7 persen jadi 14,6 persen dari pendapatan. Fenomena serupa dialami kelompok berpenghasilan Rp1,1-2 juta per bulan.
Kredit Kendaraan "Makan Tabungan
Tingkat konsumsinya naik dari 72,8 persen jadi 74 persen (%), melampaui rata-rata nasional. Sementara tabungan turun dari 16,5 persen (%) pendapatan jadi 15,1 persen (%) di Desember 2023.
Kenaikan konsumsi dan penurunan tabungan ini mengindikasikan tekanan kenaikan harga pada daya beli kelas menengah. Mereka terpaksa mengurangi tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun demikian, kredit kendaraan baru justru tumbuh positif karena didorong oleh kebutuhan transportasi guna menunjang mobilitas.
Kredit kendaraan tak ubahnya "memakan" tabungan masyarakat kelas menengah untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran non-rutin.
Baca Juga: 10 Bank Raksasa Indonesia Catat Aset Rp 8.849,8 Triliun, Bank Mandiri Teratas
Apabila tren ini terus berlanjut, bank perlu meningkatkan kehati-hatian dalam menyalurkan kredit guna menghindari risiko kredit macet di kemudian hari.
Sementara itu, kebijakan di bidang ekonomi dan keuangan perlu diarahkan untuk mengendalikan laju inflasi dan tingkat bunga guna menjaga stabilitas sistem keuangan. [*]