JAKARTA, LINIEKONOMI.COM - Badan Gizi Nasional (BGN) menargetkan 30 ribu dapur sehat tahun ini. Setelah berjalan 1,5 bulan sudah ada 576 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berjalan di 30 provinsi Indonesia.
Bahkan Senin (24/2/2025) ini Badan Gizi Nasional menambah 300 dapur sehat atau SPPG. Sehingga total bisa mencapai 876 unit.
"Jumlah itu akan melayani 2,5 juta penduduk Indonesia," kata Kepala BGN Dadan Hindayana via rilis yang masuk ke LiniEkonomi.com, Sabtu (22/2/2025).
Dampak Ekonomi dan Peluang Bagi Petani Lokal
Program MBG membuka peluang pasar baru yang signifikan bagi petani Indonesia. Setiap SPPG memiliki kapasitas pelayanan hingga 3.000 paket makanan per hari untuk anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui di wilayah operasinya.
Kebutuhan Bahan Pangan Harian Wilayah Jawa
- 200 kg beras
- 350 kg ayam (setara dengan 350 ekor)
- 3.000 butir telur
- 300 kg sayuran
"Kebutuhan bahan pangan ini menciptakan permintaan pasar yang stabil dan berkelanjutan bagi produk pertanian lokal," tambah Dadan.
BGN menargetkan pengoperasian 30.000 SPPG pada tahun ini dengan sasaran mencapai 82,9 juta penerima manfaat.
"Target ini membuka peluang besar bagi petani milenial dan generasi muda. BGN berkomitmen menjadi pembeli utama produk-produk lokal, yang diharapkan dapat mendorong peningkatan produktivitas wilayah," tegas Dadan.
Dukungan Pemerintah dan Progress Program
Presiden Prabowo Subianto menetapkan target 6 juta siswa penerima manfaat program MBG pada akhir Juli. Dalam sambutannya pada HUT Ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Jawa Barat (15/2), Prabowo menyampaikan,
"Dalam beberapa hari ini, program telah menjangkau 770.000 anak. Akhir Februari ditargetkan mencapai 1 juta penerima, dan pada akhir Juli diharapkan minimal 6 juta anak telah menerima manfaat program ini."
Implementasi dan Pencapaian Program

Program MBG launching serentak pada 6 Januari 2025 merupakan hasil kolaborasi dengan pemerintahan sebelumnya. Prabowo mengapresiasi dukungan Presiden ke-7 RI Joko Widodo yang telah membentuk Badan Gizi Nasional sebagai pelaksana program.
"Kecepatan implementasi Badan Gizi Nasional melampaui ekspektasi publik. Meski sempat ada skeptisisme, persiapan yang dimulai sebelum Oktober memungkinkan peluncuran program pada Januari berjalan lancar," ungkap Prabowo.
Baca Juga: Walikota Sowa'a Laoli Tinjau Program Makanan Bergizi Gratis Gunungsitoli
Menarik: Pelajar Papua Tolak Program Makan Bergizi Gratis, Ini Kata Kepala BGN
Program ini hadir sebagai solusi konkret untuk mengatasi permasalahan gizi di Indonesia, mengingat 60 persen anak-anak belum mendapatkan asupan gizi lengkap.
Inisiatif ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui perbaikan gizi masyarakat. [AI]