LiniEkonomi.com - BFI Finance membukukan laba bersih Rp1,6 triliun pada 2023, turun 9 persen bila membandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, capaian tersebut merupakan yang kedua tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengungkapkan, meski mengalami penurunan, capaian laba bersih tersebut merupakan yang kedua tertinggi dalam sejarah perusahaan.
Sudjono menambahkan bahwa BFI Finance tetap fokus menjaga fundamental kinerja serta melanjutkan pertumbuhan bisnisnya.
"Tahun di mana perusahaan mencatat pencapaian tertinggi sepanjang sejarah perusahaan," ujar Sudjono, Senin (26/2/2024).
Sementara itu, nilai aset baru BFI Finance mencapai Rp24 triliun atau naik 9,4 persen jika membandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp21,9 triliun.
Peningkatan aset ini didorong oleh kenaikan total piutang pembiayaan yang dikelola sebesar 7,4 persen dari Rp20,5 triliun menjadi Rp22 triliun.
Bukukan Laba 2023
Di sisi lain, nilai pembiayaan baru BFI Finance turun 5 persen menjadi Rp19,1 triliun. Pemicu turunnya pembiayaan lantaran perusahaan menghentikan sementara sistem operasionalnya pada semester I/2023 guna meningkatkan keamanan digital setelah mendeteksi adanya serangan siber.
BFI Finance kemudian melakukan pemulihan dan penyesuaian di berbagai lini usahanya. Pada kuartal IV/2023, proses pemulihan telah rampung dan perusahaan kembali berfokus meningkatkan kinerjanya.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan pembiayaan baru yang naik 11,3 persen dari kuartal sebelumnya.
Secara keseluruhan, BFI Finance membukukan total pendapatan sebesar Rp6,4 triliun atau naik 18 persen dari tahun sebelumnya. Sebagian besar pembiayaan BFI Finance masih didominasi pembiayaan kendaraan roda empat dan roda dua yakni sebesar 62,7 persen.
Selain pinjaman perbankan, BFI Finance juga mendapatkan pendanaan dari pasar surat utang obligasi. Sepanjang 2023, perusahaan menerbitkan tiga kali obligasi baru senilai total Rp3,8 triliun.
Di sisi kualitas aset, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) BFI Finance tercatat bruto 1,36 persen dan neto 0,15 persen per 31 Desember 2023. Sementara itu, imbal hasil rata-rata atas aset (RoAA) dan imbal hasil rata-rata atas ekuitas (RoAE) masing-masing sebesar 8,4 persen dan 17,7 persen.
Baca Juga: Lima Saham Terburuk Pekan Ini, Satunya Milik MSKY Hary Tanoe
"Kami fokus pada target konsumen yang tepat, proses pembiayaan yang efektif dengan menyesuaikan kepada risk appetite dan policy BFI Finance, serta posisi kapasitas penagihan [collection] yang seimbang," pungkas Sudjono. [*]
LiniEkonomi.com | situs berita ekonomi dan bisnis digital terkini, menyajikan informasi terbaru seputar perkembangan ekonomi, keuangan, investasi dan bisnis . Lengkap di Google News.