LiniEkonomi.com - Bitcoin halving adalah sebuah proses yang terjadi pada jaringan Bitcoin di mana reward atau hadiah yang penambang (miner) Bitcoin terima, perlu untuk memverifikasi lalu menambah blok baru ke blockchain Bitcoin walau ada potongan setengah dari itu bonus.
Hal ini terjadi secara otomatis ketika setiap 210.000 blok bertambah ke blockchain, dan terjadi setiap empat tahun sekali. Tujuan dari proses ini adalah untuk menjaga inflasi pasokan Bitcoin dan mempertahankan kelangkaan Bitcoin.
Sehingga nilainya memungkinakn untuk meningkat dalam jangka panjang. Dengan adanya halving, jumlah Bitcoin yang dihasilkan per blok akan terus berkurang setengahnya. Misal dari 50 BTC per blok menjadi 25 BTC per blok, lalu 12,5 BTC per blok, dan seterusnya.
Ini akan terus terjadi sampai jumlah Bitcoin yang beredar mencapai 21 juta koin, yang secara prediksi terjadi pada tahun 2140.
Prediksi bakal terjadi Bitcoin halving berikutnya kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat, sekitar tanggal 20 April 2024. Kini informasinya sebagian pemain lama dan baru kripto mengetahui hal ini, mereka sedang dalam mode 'hitung mundur separuh Bitcoin (bitcoin halving)'.
Baca Juga: Bursa Lesu! IHSG Tergelincir Termasuk GOTO-EXCL
"Halving berdasarkan catatan perjalanan memicu terhadap tekanan jualan dari validator, dan berpengaruh pada kenaikan harga berikutnya," kata Ken Timsit, Managing Director di Cronos Labs, kutip LiniEkonomi, Kamis (11/4/2024).
Ia mengaku, bahwa memang proses ini akan terjadi tetapi sedikit lebih kurang dari mekanisme yang ada. Kemudian BTC halving lantaran melihat pasar, jadi perlu upaya antisipasi. Mulai dari naiknya harga, serta merawat supaya tidak langka agar terus berada dalam pusaran pasar modal.
Ken Timsit menjelaskan lagi, saat ini Bitcoin Halving jadi perbincangan hangat, padahal cuma sekadar spekulasi harga semata.
Akan tetapi kemudian jadi anggapan sangat mengkhawatirkan, akan tetapi mereka tidak melihat bagaimana keamanan jaringan.
Apa Itu Hash atau Hashing?
"Jadi ancaman terhadap pertahanan jaringan keamanan juga perlu antisipasi, bukan sekadar khawatir terhadap munculnya Bitcoin baru," beber Timsit.
Ini memang menarik sebagai bahasan, apalagi buat investor dan pemain trading. Merujuk diskusi para ahli maupun pakar mata uang digital, ternyata ketika adanya pemotongan hadiah Bitcoin dari jumlah yang ada. Bisa membuat para pemain baru alias penambang pemula hengkang dari pasar.
"So, dapat terjadi hash yang lebih rendah," ungkapnya.
Hash atau hashing adalah proses transformasi data input menjadi serangkaian karakter atau angka yang unik, yang disebut hash value atau hash digest.
Berikut beberapa hal penting terkait hash:
- Algoritma hash: Proses hashing menggunakan algoritma matematika tertentu, seperti SHA-256, MD5, atau SHA-3. Algoritma ini didesain untuk menghasilkan output yang unik dan tidak dapat dibalikkan.
- Sifat one-way: Hash adalah proses one-way, artinya dari hash value tidak bisa ditemukan kembali input aslinya. Ini menjadikan hash berguna untuk menyimpan data sensitif seperti kata sandi.
- Keunikan: Setiap input unik akan menghasilkan hash value yang unik juga. Ini memastikan integritas data, karena perubahan sekecil apapun pada input akan menghasilkan hash yang berbeda.
- Aplikasi: Hash digunakan secara luas, misalnya untuk verifikasi integritas data, enkripsi, digital signature, blockchain, dan autentikasi.
Dalam konteks blockchain seperti Bitcoin, hash acap ada untuk menyatukan blok-blok transaksi dan membentuk rantai blok yang aman dan terdistribusi.
Baca Juga: Mengungkap Misteri Dibalik Harga ETF GBTC
Simpelnya adalah hash seperti kode alfanumerik. Misalnya, pada WA kamu akan menerima pemberitahuan enkripsi. Itu sebenarnya berisi kode-kode rahasia.
Hash pada kripto itu bergerak satu arah, akan tetapi enkripsi seperti yang kamu temukan pada WhatsApp bergerak dua arah. Hashing itu berisi data, pesan dan nomor yang mewakili kode, seperti hitungan matematika.
"Dampak dari hash tersebut tentu memicu serangan keamanan, apalagi ketika saat melakukan penarikan ada pemotongan 51 persen. Itu membuat pemain kripto khawatir, sebab satu entitas masih memiliki kekuatan menambang dan memanipulasi jaringan," bebernya.
Perkuat Kepercayaan Komunitas Kripto
Meskipun ada kekhawatiran Bitcoin Halving, akan tetapi menurut Ken Timsit Managing Director Cronos Labs, bisa memperkuat kepercayaan komunitas kripto terhadap keandalan teknologi blockchain.
Baca Juga: Simak Efek Bursa London Luncurkan ETN Bitcoin dan Ethereum
Saat ini para peminat Bitcoin sangat tinggi, dan pakar ini menerangkan, besar kemungkinan akan ada peraturan-peraturan yang belum pasti. Sudah barang tentu akan jadi tantangan mulai dari penerimaan dan luasnya integrasi mata uang kripto.
Apa yang jadi tantangan terbesar saat ini? Ken menjawab, ketika mengadopsi Web3 memicu akan ketidakapastian regulasi. [*]
Disclaimer:
Semua keputusan investasi yang dibuat adalah tanggung jawab sepenuhnya dari pembaca. Kami menyarankan agar Anda mempelajari dan menganalisis dengan cermat sebelum melakukan pembelian atau penjualan cryptocurrency. LiniEkonomi.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang mungkin timbul dari keputusan investasi yang Anda buat.