LiniEkonomi.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah manajer investasi asing untuk mengembangkan Exchange Traded Funds (ETF) Indonesia buat dagang di pasar modal internasional.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengatakan animo positif terlihat dari pembicaraan awal dengan manajer investasi di Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan. Menurutnya, inisiatif ini bertujuan memperkenalkan pasar modal Indonesia pada investor ritel mancanegara.
"Selain mengundang investor asing ke Indonesia, kami ingin membawa produk pasar modal Indonesia ke bursa luar negeri," ujar Jeffrey, Kamis (22/2/2024).
Ia menambahkan, penerbitan ETF Indonesia di luar negeri juga akan meningkatkan likuiditas aset dasar di pasar modal dalam negeri. Berharap kedua pihak mendapat manfaat dari kerja sama ini.
Jeffrey menegaskan, manajer investasi asing sudah menyatakan minat untuk menerbitkan ETF berdasarkan indeks IDX30, LQ45, atau indeks utama BEI. Namun, belum ada kepastian target waktu peluncuran perdana.
Baca Juga: Unusual Market Activity: BEI Pantau Pergerakan Saham Ini
"Masih bergantung pada kesiapan manajer investasi asing terkait," tuturnya.
Saat ini, lanjut Jeffrey, BEI sudah menandatangani nota kesepahaman dengan bursa di luar negeri tempat rencana penerbitan ETF Indonesia.
Keuntungan BEI Tawarkan ETF Indonesia
Kalau sebelumnya bursa hanya mengundang investor asing ke dalam negeri agar berinvestasi ke Indonesia.
Kini bagaimana BEI menawarkan ETF Indonesia ke luar negeri, dengan memasarkan ke pasar global.
"Ada keuntungan terbesar tentunya ketika bursa mengenalkan ETF ke pasar global. Selain itu untuk menggairahkan likuiditas di pasar modal Indonesia," kata Jeffrey.
Keuntungan dan Kekurangan ETF
Investasi dalam Exchange Traded Fund (ETF) memiliki kelebihan dan kekurangan yang penting untuk dipertimbangkan.
Gembong Suwito, Pengacara Keuangan Finansialku, menjelaskan bahwa keuntungan dan kerugian ETF terkait dengan efisiensi produk serta biaya-biaya yang harus dikeluarkan.
Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,55 Persen: Kapitalisasi Pasar Susut 30,79 Triliun
Keuntungan ETF:
1. Lebih Efisien: ETF memungkinkan investor membeli sekelompok saham berkualitas dan likuid dengan modal yang relatif kecil. Sebagai contoh, dengan membeli ETF XPTD, investor seolah-olah memiliki keseluruhan saham yang termasuk dalam indeks IDX30 dengan bobot yang sama.
2. Fleksibel: ETF dapat diperdagangkan kapan saja selama jam perdagangan bursa, seperti halnya saham.
3. Risiko dan Biaya Rendah: Biaya manajemen dari Manajer Investasi ETF cenderung lebih rendah dibandingkan reksa dana biasa. Selain itu, terdapat biaya transaksi di pasar sekunder sesuai dengan komisi broker.
4. Transparan: Komposisi ETF umumnya diumumkan setiap hari, sehingga investor dapat mengetahui dengan pasti saham-saham yang dimiliki. Selain itu, Nilai Aset Bersih (NAB) atau harga ETF dipublikasikan beberapa kali dalam satu menit, berbeda dengan reksa dana saham yang hanya dapat diperdagangkan satu kali sehari.
Kekurangan ETF:
1. Pajak Capital Gain: Ketika investor menjual ETF di bursa efek, terdapat kewajiban membayar pajak capital gain sebesar 0,1% dari nilai penjualan, terlepas dari apakah investor mendapatkan keuntungan atau kerugian.
2. Biaya Spread: Pada ETF, terdapat selisih antara harga jual dan harga beli unit penyertaan, berbeda dengan reksa dana biasa yang selalu dibeli dan dijual pada Nilai Aktiva Bersih (NAB).
ETF pertama kali muncul di Indonesia pada 18 Desember 2017 dengan peluncuran Premier ETF LQ45 oleh Indopremier Asset Management.
Baca Juga: Ingin Belajar Investasi Saham Reksa Dana? Simak Panduan Lengkap
Meskipun memiliki prospek perkembangan yang baik, pemahaman investor ritel mengenai produk ETF masih terbatas, sehingga porsi dana kelolaan ETF di Indonesia didominasi oleh investor institusi. [*]