Bukittinggi, LiniEkonomi - Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi, Sumatera Barat, terus memperkuat upaya percepatan penurunan angka stunting melalui gerakan pelayanan kesehatan langsung ke rumah warga, dikenal dengan konsep "door-to-door".
Langkah ini diambil sebagai strategi proaktif dalam mengatasi prevalensi stunting yang masih menjadi tantangan di daerah tersebut.
Penjabat Wali Kota Bukittinggi, Hani Syopiar Rustam, menegaskan pentingnya intensifikasi program ini dalam rapat koordinasi terkait penurunan stunting, yang berlangsung pada Selasa. Menurut Hani, pelayanan kesehatan dari pintu ke pintu akan mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan sekaligus memberikan edukasi langsung mengenai stunting.
Gerakan Door-to-Door sebagai Solusi Konkret
Dalam arahannya, Hani menyebut bahwa tim kesehatan perlu lebih giat turun ke lapangan. “Kunjungan tim kesehatan ke rumah-rumah harus lebih intensif untuk memberikan pelayanan kesehatan dan edukasi terkait stunting. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan anak sejak dini,” ujar Hani.
Selain pelayanan kesehatan, Pemko Bukittinggi juga akan memanfaatkan media elektronik dan media sosial untuk memperluas sosialisasi mengenai pentingnya pencegahan stunting. "Sosialisasi harus digencarkan di sekolah-sekolah dan di masyarakat agar informasi ini tersampaikan dengan maksimal," tambahnya.
Fokus pada Imunisasi Dasar dan Perbaikan RTLH
Selain program door-to-door, Hani juga menekankan pentingnya percepatan program imunisasi dasar. Ia menginstruksikan agar seluruh PAUD dan sekolah segera didatangi untuk memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi lengkap. Hal ini dinilai sebagai langkah penting dalam mencegah berbagai penyakit yang dapat memengaruhi perkembangan anak, termasuk masalah gizi buruk yang berpotensi menyebabkan stunting.
Di sisi lain, Pemko Bukittinggi juga berkomitmen untuk merampungkan program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) pada tahun 2024. Program ini akan terus menjadi prioritas hingga 2025 sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. "Rumah layak huni menjadi salah satu faktor penting dalam penanggulangan stunting, karena lingkungan yang sehat sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak," jelas Hani.
Target Penurunan Stunting Hingga 2026
Pemko Bukittinggi menargetkan penurunan prevalensi stunting secara bertahap sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Pada tahun 2023, angka stunting ditargetkan turun menjadi 12,5 persen, dan pada tahun 2024 diturunkan lagi menjadi 11,6 persen. Target berikutnya adalah 10,8 persen di tahun 2025, hingga mencapai 10 persen pada tahun 2026.
Untuk memastikan target tersebut tercapai, Pemko Bukittinggi secara rutin melakukan audit kasus stunting (AKS) setiap tahunnya. Audit ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memicu stunting di lapangan serta menilai efektivitas program yang telah dilaksanakan.
Faktor-Faktor Penyebab Stunting di Bukittinggi
Menurut Hani, dinamika kasus stunting di Bukittinggi disebabkan oleh beberapa faktor. "Faktor pernikahan dini dan kurangnya kesiapan individu untuk hamil dan menjadi orang tua seringkali menjadi penyebab utama stunting," ujarnya. Selain itu, kebiasaan merokok, terutama perokok pasif di lingkungan rumah tangga, juga berkontribusi pada masalah kesehatan anak.
Hani juga menyoroti faktor sosial ekonomi sebagai penyebab signifikan stunting di Bukittinggi. "Masih banyak warga yang tinggal di rumah tidak layak huni atau kontrakan dengan kondisi yang buruk, ditambah lagi dengan penghasilan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga," tambahnya.
Kolaborasi Multi-Pihak untuk Mengatasi Stunting
Untuk mempercepat penurunan angka stunting, Pemko Bukittinggi melibatkan berbagai dinas terkait dan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga kesehatan serta masyarakat. Hani mengajak semua pihak, termasuk sekolah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan komunitas lokal untuk bahu-membahu dalam memberikan edukasi dan layanan kesehatan yang lebih baik.
Baca Juga: Dinas Kesehatan Simalungun Apresiasi Polres Atas Pengungkapan Kasus Pencurian Ambulans
Baca Juga: Jika Terpilih! Calon Wawako Gunungsitoli Martinus Lase Bakal Revitalisasi Pasar Tradisional
Menurutnya, kolaborasi ini penting agar setiap program yang dijalankan dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama bagi keluarga yang rentan terkena stunting. “Percepatan penurunan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat,” tutupnya. [*]