LiniEkonomi.com - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menegaskan target ambisiusnya terkait Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Bahkan banyak berharap dapat beroperasi sepenuhnya pada tahun 2025 mendatang. Sehingga proyek ini bakal menjadi salah satu kilang terbesar di Indonesia.
Menurut Corporate Secretary PT KPI Hermansyah Y. Nasroen, progres proyek RDMP Balikpapan per Februari lalu telah mencapai 82%. Dengan pencapaian tersebut, perusahaan bertekad agar kilang ini dapat beroperasional secara maksimal pada tahun 2025.
Saat ini, PT KPI juga menargetkan peningkatan kapasitas kilang dari sebelumnya 260 ribu barel per hari (bph) menjadi 360 ribu bph dapat terselesaikan pada pertengahan tahun ini.
"Target selesai pada tahun 2025. Namun, Insya Allah, pada pertengahan tahun ini akan ada pencapaian signifikan, yaitu peningkatan kapasitas dari 260 ribu bph menjadi 360 ribu bph," ujar Hermansyah kepada CNBC Indonesia pada Senin (18/3/2024).
Proyek RDMP Balikpapan merupakan upaya ekspansi dari kilang minyak Balikpapan yang telah beroperasi. Jika proyek ini berhasil, kilang tersebut akan menjadi yang terbesar di Indonesia, melampaui kapasitas Kilang Cilacap, yang saat ini merupakan kilang terbesar di Tanah Air.
Menurut informasi yang kami peroleh kalau sebanyak 345 ribu barel minyak per hari (bph) bisa Kilang Cilacap hasilkan. Kemudian, sebanyak 360 ribu barel minyak per hari harus dapat Kilang Balipapan hasilkan kedepannya.
Rencana Proyek Kilang Balikpapan
Dengan kapasitas produksi yang meningkat, kilang ini akan menghasilkan 319 ribu barel Bahan Bakar Minyak (BBM) per hari.
Serta produk Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan bahan petrokimia seperti propilena, yang merupakan bahan baku untuk plastik.
Proyek senilai US$ 7,2 miliar atau sekitar Rp 108 triliun ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas BBM hingga mencapai standar Euro 5.
Baca Juga: OJK Umumkan Jadwal Rekrutmen Calon Staf Periode 2024
PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB) bertanggung jawab atas pengelolaan proyek ini. Sebanyak 99,997% saham PT KPB dimiliki oleh PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI), yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Sedangkan 0,003% sisanya dimiliki oleh PT Pertamina Pedeve Indonesia.
PT KPB didirikan dengan tujuan untuk mengembangkan proyek RDMP Balikpapan & Lawe-Lawe, serta mengelola bisnis pengolahan kilang Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Kalimantan Timur. [*]