GUNUNGSITOLI, LINIEKONOMI.COM- Memeriahkan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah/2025 Masehi, sejumlah remaja Masjid Agung Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara melakukan gotong royong.
Kegiatan tersebut para remaja masjid membuat Gapura Masjid dari bahan alami, sekaligus Gema Takbir dengan mendesain bahan-bahan alam lalu merakit tongkat kayu atau bambu dengan salah satu ujungnya dibungkus bahan yang mudah terbakar, seperti kain atau sumbu, yang direndam dalam zat mudah terbakar seperti minyak tanah.
Ketua Remaja Masjid Agung Kota Gunungsitoli, Ahmad Fansuri P mengatakan, remaja masjid turut serta dalam agenda Gema Takbir di Desa Mudik untuk syiar sekaligus sambut Idul Fitri 1446 H.
Bukan saja remaja, masyarakat sangat antusias turun ke jalan untuk meramaikan sambut malam takbiran.
"Mengisi Gema Takbir ini sejumlah rangkaian kegiatan lainnya menyemai kemeriahan sambut Idulfitri, seperti lantunan musik religi, bahkan mengarak miniatur-miniatur Islami," terang Ahmad, Minggu (30/3/2025).
Menurut Ahmad, sejauh ini tradisi Gema Takbir sedikit terjadi pergeseran. Ia berharap, kegiatan tradisi budaya dan solidaritas sesama umat perlu peningkatan. Sehingga tidak tergerus akan perubahan zaman.
"Inilah yang kemudian kami gairahkan, yang mana tradisi ini dari tahun ke tahun selalu ada. Maka semarak Lebaran tahun 2025 kami hidupkan dengan miniatur-miniatur Islami yang telah kami buat," cakapnya.
Pada waktu yang sama, Arsyid Tanjung selaku Ketua Seksi Bidang Keremajaan Pengurus BKM Agung Kota Gunungsitoli mengaku, kalau pihaknya selalu mendukung kegiatan positif remaja Masjid Agung Kota Gunungsitoli serta memberikan motivasi kepada mereka.
"Kami bersama masyarakat mendukung penuh semua kegiatan remaja masjid selama itu bersifat positif dan masih dalam batas kewajaran. Artinya tidak mengganggu keamanan, ketertiban dan terdapat kenyamanan dan keselamatan masyarakat," kata Arsyid.
Ketua HMI Kota Gunungsitoli itu berharap, gelora semangat remaja masjid jangan berhenti. Jangan pula saat momen hari hari besar keagamaan. Mestinya, semangat para remaja terus bergerak tanpa batas.
"Ya, tentunya tanpa meninggalkan kewajiban sebagai seorang muslim. Harapan kita, remaja terus melakukan syiar ke berbagai kalangan dan menanamkan syariat Islam khususnya pada diri sendiri," ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang Pembina Remaja, Ajmal Hia mengaku sangat menantikan momentum bahagia ini karena bisa menyambut Lebaran Idul Fitri dengan meriah bersama masyarakat desa.
"Kami sudah menunggu momentum ini untuk turut serta meramaikan malam takbiran di desa, dan untuk tahun ini terasa lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya karena para pemuda yang menimba ilmu di luar kota sudah kembali ke kampung halaman ," katanya.
Baca Juga: MAXStream Studios Rilis Serial Remaja 'Dia Angkasa' di 16 Negara
Baca Juga: Jadikan Ramadan Terbaikmu, Telkomsel Siaga 2025 Hadirkan Konetivitas Andal
Berharap agar masyarakat bersama remaja masjid dapat terus berkreasi dalam mengadakan kegiatan yang positif dan bermanfaat, serta dapat meningkatkan mutu setiap kegiatannya jadi lebih baik lagi.
Gema Takbir adalah tradisi berupa penyuaraan atau pengumandangan kalimat takbir ("Allahu Akbar" yang berarti "Allah Maha Besar") secara berkelompok menjelang hari raya Islam, khususnya Idul Fitri dan Idul Adha. [*]