LiniEkonomi.com - PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia( Akseleran), salah satu perusahaan fintech peer- to- peer( P2P) lending terkemuka, berhasil membukukan laba pada kuartal pertama 2024.
Pencapaian ini menunjukkan kinerja yang menggembirakan di tengah kondisi yang menantang bagi industri fiscal teknologi.
Kutip dari pernyataan Group CEO &Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan, perusahaan telah meraih laba sepanjang Januari hingga Maret 2024.
Capaian ini merupakan langkah penting setelah mengalami kerugian pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Tahun ini Januari- Maret sudah profit, dan setahun ini harusnya juga terus profit. Sedangkan tahun lalu, Januari hingga Maret masih merugi," ungkap Ivan kepada LiniEkonomi.com, Senin(1/4/2024).
Menurut Ivan, laba yang diraih Akseleran terutama didorong oleh upaya perusahaan untuk menekan biaya operasional secara efektif.
"Kami terus menekan biaya sehingga biaya kami dibanding tahun lalu turun sekitar 40," jelasnya.
Selain itu, Akseleran juga menargetkan peningkatan pendapatan sekitar 30, seiring dengan target kenaikan volume penyaluran pinjaman.
Baca Juga: Seeds Finance Raih Pendanaan Literasi Keuangan Generasi Muda
"Profit kami kami targetkan naik paling tidak 30, sesuai target kenaikan volume penyaluran pinjaman kami. Jadi secara profitabilitas akan naik," tutur Ivan.
Akseleran optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan penyaluran pinjaman pada kisaran 30 di 2024, menjadi sekitar Rp 3,8 triliun hingga Rp 3,9 triliun.
Keyakinan ini didasari oleh ekspektasi permintaan pendanaan yang lebih besar seiring dengan kebijakan Bank Indonesia( BI) yang menahan kenaikan suku bunga.
Ivan mengungkapkan bahwa Akseleran melayani semua sektor dengan syarat peminjam dana( borrower) memiliki kelayakan keuangan yang memadai.
Baca Juga: Raksasa Fintech Bidik Hutang Mahasiswa Rp450 Miliar, Salah?
Namun, berdasarkan pengalaman tahun- tahun sebelumnya, Akseleran memprediksi kebutuhan pendanaan yang besar masih berasal dari sektor komoditas seperti tambang, minyak dan gas, serta energi.
Kemudian, sektor infrastruktur atau konstruksi turut mengikutinya. [*]