LiniEkonomi.com - Berita terbaru ekonomi saat ini, kalau tensi geopolitik Timur Tengah bisa memicu disrupsi ekonomi Indonesia, termasuk global.
Hal itu sebut Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Jumat (26/04/2024), terkait pandangannya akan geopolitik antara Israel, Palestina, dan beberapa negara Arab lainnya.
Dampak terhadap pengaruh disrupsi perekonomian Indonesia dan dunia, sudah mulai. Salah satunya dengan naiknya harga minyak mentah Brent mencapai USD88 per barrel, meningkat 14,3 persen secara year to date (ytd).
Termasuk harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), harganya naik 17,5 persen (ytd) menjadi USD84,2. Walau begitu, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, Indonesia harus waspada.
"Ya kemungkinan disrupsi tambahan dari rantai pasok. Apalagi minyak maupun gas. Apalagi kondisi di daerah masih sangat fluid," katanya saat Konferensi Pers APBN KiTa Edisi April 2024, Jumat (26 April 2024).
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Menghitung Harga Emas Pegadaian: Rahasia Curi Keuntungan Investasi
Efek naiknya harga minyak maupun gas, akan mempengaruhi ekonomi Indonesia, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bisa memicu inflasi, apalagi info terbaru sekarang bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) masih saja keukeuh mempertahankan suku bunga.
Mereka ngotot lantaran inflasi di Amerika Serikat belum pulih seperti yang diharapkan. Seperti tutur Jerome Powell, Kepala Gubernur The Fed. Kalau kondisi USA masih sangat robust dan tumbuh, dan inflasi belum turun pada level yang telah mereka proyeksikan sebelumnya.
Menkeu Sri Mulyani berharap agar masyarakat mewaspadai berbagai faktor geopolitik yang dapat menghalau ekonomi dalam negeri.
Pasalnya, menurut kacamata perempuan yang merupakan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank), ketika bank sentral Amerika Serikat masih menahan suku bunga.
Baca Juga: Langkah Penting Capital A dan AirAsia: Buka Awal Era Baru, Peluang Investasi
Sudah barang tentu kedepan akan ada kebijakan “higher for longer”. Inilah yang sempat pakar atau ekonom khawatirkan sejak Juli 2023 lalu. Yang mempertahankan suku bunga 5,50 persen.
Indonesia Cari Celah: Pakai Afrika-Amerika Latin Jalur Minyak
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menuturkan, akan memakai negara-negara pada Benua Afrika termasuk Amerika Latin, untuk jadi jalur alternatif suplai minyak mentah.
Salah satu negara tersebut ialah Mozambik, pasalnya Afrika tidak lewat kawasan Timur Tengah.
"Ya, kami kalau lihat dari hasil pemetaan tidak lewat (Timur Tengah-red)," katanya melansir laporan LiniEkonomi.com, Minggu (20/04/2024).
Kendati demikian, Arifin Tasrif masih mempertimbangkan negara di Afrika sebagai jalur suplai minyak mentah di tengah konflik perang Iran-Israel.
Selain itu kawasan Amerika Latin, mungkin saja Guyana sebagai salah satu alternatif suplai minyak mentah untuk Indonesia.
"Kalau Venezuela tidak mungkin karena kena setrap (hukum-red)," kata Arifin Tasrif, Menteri ESDM Kabinet Indonesia Maju, periode 2019-2024 itu.
Bukan saja minyak mentah, Indonesia juga sedang mengupayakan alternatif lain soal gas LPG. Pemerintah akan cari solusi andaikata gejolak konflik Timur Tengah kian meluas. Lalu berdampak terhadap stok LPG (liquefied petroleum gas) dalam negeri.
Kata Arifin, kalau konflik mengancam stok gas LPG, mungkin melalui perlintasan Selat Hormuz. Atau memang via Australia kalau memang bukan nantinya salah satu dari belahan Benua Amerika.
Sudah barang tentu kata Menteri Arifin, akan berpengaruh terhadap kenaikan biaya kirim.
Baca Juga: Ketegangan Iran-Israel Picu Harga Bitcoin Terjun 4,6 Persen
Indikatornya ialah jarak, ketika memang pemerintah Indonesia melirik benua Amerika untuk pilihan alterntif suplai gas dalam negeri.
"Ongkirnya mahal, ini semua akan terdampak," sigap Arifin Tasrif.
Sementara itu Menteri Sri Mulyani pada Jumat lalu mengatakan, bahwa perekonomian Indonesia memang berdampak dari kisruh Iran-Israel.
Bahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (Amerika Serikat) terdampak dari pengaruh situasi global tersebut. [*]