LiniEkonomi.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mengimbau masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik menghadapi potensi gempa megathrust, kata Kepala Pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana, Senin (19/8/2024) di Serang.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terdapat potensi gempa megathrust berkekuatan 8,7 magnitudo yang mungkin saja bisa terjadi di wilayah Mentawai dan Selat Sunda.
Gempa dengan kekuatan sebesar itu berpotensi memicu tsunami yang dampaknya dapat dirasakan di seluruh wilayah Banten serta daerah sekitarnya seperti Jawa Barat dan Jakarta.
Nana Suryana menekankan bahwa masyarakat tidak perlu panik menghadapi informasi tersebut.
"Informasi dari BMKG ini bersifat potensi, bukan prediksi atau peringatan dini," katanya.
"Namun, masyarakat harus tetap tenang, karena kuncinya adalah tidak panik. Namun, tetap perlu memperhatikan lingkungan sekitar tempat tinggal, terutama memastikan kondisi rumah aman jika terjadi gempa," jelasnya.
BPBD Banten melihat simulasi kebencanaan sebagai langkah krusial dalam menghadapi potensi gempa. Melalui simulasi, masyarakat diharapkan dapat memahami strategi penyelamatan diri saat terjadi gempa tanpa panik.
"Simulasi kebencanaan menjadi kunci utama. Dengan adanya simulasi, masyarakat akan lebih siap dan tidak panik saat menghadapi situasi gempa sesungguhnya," ungkap Nana.
Selain simulasi, BPBD Banten juga menekankan pentingnya struktur bangunan yang dirancang tahan gempa. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kerusakan dan korban jiwa.
"Bukan gempa bumi yang mengakibatkan korban jiwa, melainkan tertimpa reruntuhan. Oleh karena itu, kita harus memastikan bangunan memiliki struktur yang aman jika suatu saat terjadi gempa," tegas Nana.
Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, BPBD Banten aktif melakukan sosialisasi mitigasi bencana dan koordinasi antar-instansi. Langkah ini ditujukan untuk meminimalisir risiko jika terjadi bencana, khususnya daerah-daerah rawan.
Nana Suryana menambahkan, "Kami terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Sosialisasi dan koordinasi yang kami lakukan bertujuan agar setiap lapisan masyarakat memahami tindakan yang harus dilakukan saat terjadi gempa."
BPBD Banten juga mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam upaya mitigasi bencana.
"Kesiapsiagaan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat," ujar Nana.
Lebih lanjut, BPBD Banten menyarankan masyarakat untuk mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi kebutuhan dasar seperti makanan, air, obat-obatan, dan dokumen penting.
"Persiapan tas siaga bencana merupakan langkah sederhana namun sangat penting dalam menghadapi situasi darurat," tambah Nana.
Pihak BPBD Banten juga menghimbau masyarakat untuk selalu memperbarui informasi terkait potensi bencana melalui sumber-sumber resmi seperti BMKG dan BNPB. "Penting bagi masyarakat untuk mengikuti perkembangan informasi terkini dari sumber terpercaya, bukan dari informasi yang belum terverifikasi di media sosial," tegas Nana.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi bencana, BPBD Banten berencana mengadakan serangkaian kegiatan edukasi dan pelatihan di berbagai wilayah Banten.
"Kami akan menggelar berbagai program edukasi dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," ungkap Nana.
BPBD Banten juga mengajak pihak swasta dan komunitas untuk berkolaborasi dalam upaya mitigasi bencana.
"Kerjasama dari berbagai pihak sangat perlu untuk menciptakan masyarakat yang tangguh bencana," tambah Nana.
BMKG Pantau 24 Jam Aktivitas Seismik
Sementara itu, pihak BMKG terus memantau aktivitas seismik di wilayah Mentawai dan Selat Sunda.
"Kami terus melakukan pemantauan 24 jam terhadap aktivitas seismik di wilayah tersebut," ujar juru bicara BMKG dalam keterangan terpisah.
Baca Juga: Pilkada 2024: 305 Calon Kepala Daerah Bertarung, PDIP: Ketakutan Hanya Ilusi
BPBD Banten juga mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sebagai salah satu upaya mitigasi bencana. "Menjaga keseimbangan alam dapat membantu mengurangi risiko bencana alam," tutur Nana.
Sebagai penutup, Nana Suryana menegaskan kembali bahwa kesiapsiagaan adalah kunci utama dalam menghadapi potensi bencana.
Baca Juga: Masyarakat Pulau Tagulandang Dapat Peringatan Pasca Sederet Erupsi Gunung Ruang
"Mari kita bersama-sama membangun kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana. Dengan persiapan yang matang, kita dapat meminimalisir dampak bencana," pungkasnya. [*]